15.2 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Sinematografi Teater ‘Tendi Karo Volkano’ Lahirkan Desa Wisata di Lembah Sibayak

Promotor kegiatan Sinematografi Teater, Benson Adi Saputra Kaban menjelaskan secara gamblang sejarah singkat gunung sinabung dan 5 gunung api lainnya di kawasan tersebut.

Baca juga: Wariskan Budaya Batak, SMAN I Uluan, Kabupaten Toba Lakukan Tradisi Boras Si Pir Ni Tondi

“Enam gunung api saling berkomunikasi membentuk ekosistem taman gunung api. Mereka pernah meletus, dari zaman purba hingga masa kini. Sebut saja  Gunung Pintau (Pinto) yang jejak letusannya membentuk kaldera berbentuk oval berupa tebing curam.  Sipiso-piso berbentuk kubah sebagai kode berakhirnya letusan supervolcano Toba. Sibuaten tegak menopang di sebelahnya. Gunung Barus berada di sayap Sibayak ditutupi hutan dan misterinya. Gunung Sinabung meletus berkepanjangan setelah 400 tahun diam. Post vulkanik Sibayak memiliki sumber mata air panas, energi geothermal dan akuifer. Jejak-jejak letusan ini dimanfaatkan untuk pertanian, geowisata, pembangkit listrik tenaga uap, produksi air bersih dan hulu sungai-sungai yang ada di kota Medan sekitarnya. Sebuah momen geologi yang unik, otentik dan eksotik.” ujar pria yang juga merupakan Produser Film layar lebar Perik Sidua-dua “Dari Tongging Turun ke Hati”.

Sementara itu, Ketua Teater Rumah Mata Agus Susilo menyebutkan akan menyajikan pertunjukan yang menceritakan jejak vulkanik dalam bentuk seni teater.

“Kami membaca ulang jejak-jejak vulkanik enam gunung api di tanah Karo lewat cara pandang seni pertunjukan. Sebuah tafsir estetik yang menghubungkan peradaban hulu dan hilir. Melihat lebih intim ekosistem gunung api dalam melahirkan ekosistem-ekosistem lainnya yang tumbuh dan merawat objek-objek pemajuan kebudayaan. Lembah, jurang, tebing, kaki gunung bahkan di puncaknya sekalipun terdengar getar doa leluhur. Kami menemukan tiga materi jejak vulkanik di dalam Akuifer sebagai lapisan batuan penyimpan kehidupan. Kolaborasi batu, tanah dan air sebagai sumber kreativitas dalam karya ini berkembang lewat perjalanan Tour The Karo Volcano Park. Yang digagas Gegeh Persada Film dalam rangkaian produksi Film Layar Lebar Perik Sidua-dua selama 5 bulan,” sebut pria yang juga merupakan Sutradara Film Layar Lebar Perik Sidua-dua.

Gagasan Teater Tendi Karo Vulkano

Secara gagasan, Tendi Karo Volkano nantinya merupakan karya teater perjalanan mantra. Isinya menelisik setiap pertumbuhan gerak dialektik dari akar hingga ke puncak pegunungan.

Baca juga: UNESCO Tambahkan Musik Techno Berlin Jadi Warisan Budaya

Suara gemuruh enam gunung melompat-lompat di dalam bait mantra yang mengalir dari laut ke pegunungan. Berabad-abad pertempuran peradaban saling memiliki dan dimiliki. Teater perjalanan mantra menghadirkan tendi leluhur Karo ke tubuh teater.

Kisah Perlanja Sira tidak berhenti pada makna orang-orang gunung yang mencari garam hingga ke pesisir. Namun Perlanja Sira adalah negosiator yang berani keluar masuk ke ruang baru. Sebagai agen budaya yang melayarkan rumah adatnya kelautan dan memikul bahtera ke pegunungan.

Di karya ini Perlanja Sira diposisikan sebagai Kompas pembawa rute menyusuri jalan leluhur. Dari akuifer-akuifer gunung api kita bisa menelaah tubuh Karo yang buka tutup menelusuri setiap rute yang dilalui.

Baca juga: Sanggar Seni Pusaka Aru Teater Garis, Lestarikan Budaya Lewat Tarian Adat

Dengan kata lain, banyaknya potensi wisata di Raja Berneh maka kegiatan Sinematografi Teater “Tendi Karo Volkano” diharapkan dapat mempercepat proses lahirnya Desa Wisata di tanah Karo yang fokus mengembangkan Geokultur Wisata dari ekosistem gunung api.

Selain itu, manfaat dari kegiatan Sinematografi Teater ini adalah menggali kebudayaan yang dilahirkan dari ekosistem gunung api sebagai sumber kreativitas budaya.

“Pasca kegiatan, kita akan memproduksi sebuah film bertema kebudayaan dan pariwisata. Guna mempromosikan dan lebih mengenalkan kepada dunia tentang potensi Wisata Lembah Sibayak. Yang seluruh pemainnya berasal dari 2 desa tersebut dilatih oleh Teater Rumah Mata dengan mendirikan ruang kreatif berbentuk sanggar film,” tutup Benson Kaban. (Wahyudi/hm21).

Related Articles

Latest Articles