18.5 C
New York
Saturday, September 28, 2024

Begini Ritual Thudong Sebelum Perayaan Waisak

Jakarta, MISTAR.ID

Sebanyak 44 Biksu akan mengadakan perjalanan ritual Thudong untuk merayakan Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 BE yang jatuh pada, Kamis (23/5/24) mendatang. Perjalanan ini akan dimulai dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.

Ritual Thudong sendiri adalah perjalanan religius yang bertujuan mengikuti jejak Sang Buddha pada masa hidupnya, ketika belum ada wihara, tempat tinggal, dan transportasi.

Tahun ini, para biksu akan menjalankan ritual ini dengan berjalan kaki dari Semarang hingga Candi Borobudur. Thudong tahun ini diikuti oleh Bhikku dari Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

Baca juga: Wihara Berumur 154 Tahun Terbakar di Jakarta

“Perjalanan akan dimulai dari Semarang. Dari Taman Mini, mereka akan naik bus ke Semarang. Setelah dari Candi Borobudur, mereka akan langsung terbang ke Jambi,” kata Wakil Ketua Panitia Nasional Waisak, YM Bhikkhu Dhammavuddho Thera belum lama ini.

Di Jambi, akan ada Waisak Festival. Para biksu akan berjalan dari rumah Gubernur ke satu wihara.

“Di sana, para Biksu akan disambut oleh masyarakat,” tambahnya.

Tujuan dan larangan dalam ritual Thudong

Melalui perjalanan Thudong, para biksu melatih kesabaran dan keikhlasan. Dalam ajarannya, Sang Buddha menyatakan bahwa kesabaran adalah praktik dhamma tertinggi. Dhamma adalah ajaran mulia yang memberikan pedoman moral dan filsafat yang membimbing manusia menuju kebahagiaan.

“Jadi, tujuannya untuk mencapai pembebasan. Juga untuk berlatih kesabaran karena menurut Buddha, kebahagiaan dicapai dari dalam diri sendiri, bukan dari luar,” jelas Bhante Dhamma.

Baca juga: Tujuh Pecinan Direkomendasikan untuk Penikmat Budaya Tionghoa selama Imlek

Dalam konteks melatih kesabaran, Bhante Dhamma memberikan contoh ketika para biksu melewati panasnya terik matahari dan dinginnya hujan.

Meskipun mengalami rasa sakit atau kelelahan, para biksu melatih diri untuk melihatnya dari sudut pandang yang muncul di dalam diri.

“Semua rasa lelah itu dilihat dari dalam, bukan dari luar. Jadi, panas atau dingin tidak memengaruhi kualitas batin para Bhante,” katanya.

Sementara itu, latihan keikhlasan bagi para biksu terbagi menjadi empat kelompok, yaitu terkait pakaian, makanan, tempat tinggal, dan sikap.

Related Articles

Latest Articles