12.8 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Gas 3 Kg Di Humbahas Langka, Harga Capai Rp30.000

Humbahas, MISTAR.ID – Masyarakat di Kabupaten Humbanghasudutan resah karena kesulitan mencari gas LPG berukuran 3 kilogram. Dipasaran, keberadaan Gas mulai langka. Selain langka, pengecer pun menjual Gas diatas harga eceran
senilai Rp30.000.

Susi salah seorang pedagang lontong, warga Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul, mengeluhkan, kejadian itu sudah sepekan ini, menjelang memasuki awal tahun 2020. Gas yang berukuran 3 kilogram susah dicari dipasaran.

“Itupun, melalui pesanan jika ingin mendapatkan gas yang sejenis melon itu. Kalau enggak dapat, terpaksa pesan, itupun kalau ada,” keluhnya.

Susi yang sehari-harinya menjual sarapan pagi, yakni lontong dan menu makanan lainnya, terkejut melihat harga jika gas sudah didapatnya.Bahkan, untuk memperoleh gas tersebut, Susi pun harus mencari ke Kecamatan lain. “Jika ada, harganya malah dinaikkan tiga puluh ribu. Iya mau tidak mau harus diambil,” katanya.

Tidak hanya susi, Angel, ibu anak satu ini juga mengeluhkan susahnya mendapatkan gas bersubsidi itu. Mau tidak mau, warga Dolok Sanggul inipun harus membelinya.

“Ya dari pada tidak memasak, dibelilah pak,” katanya saat disambangi dilokasi pasar Dolok Sanggul.

Kejadian itu juga dibenarkan, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Kabupaten Humbang Hasundutan, Erikson Simbolon.

“Benar-benar langka, sudah langka, hargapun tidak sesuai lagi dijual,” ungkap Erikson.

Erikson mengaku, kelangkaan gas tersebut dilihat dari pemakaian yang bukan lagi masyarakat biasa, namun juga pengusaha dan pegawai turut menikmati.

“Permasalahaannya ini bukan ada unsur lain, namun karena semua turut menikmati, tidak hanya masyarakat biasa, namun pengusaha yang bergerak dibidang usaha besar dan pegawai turut menikmati,” katanya.

Disinggung, pernah disampaikan ke pemerintah, Erikson menjelaskan dirinya selalu menyampaikan, mulai lisan hingga rapat-rapat.

Namun, Dinas Koperasi Perdagangan dan Industri malah dingin menjawab. ” Ketika kita sampaikan, katanya bukan urusan mereka namun bagian ekon di sekretariar,” ujar Erikson.

Untuk itu, dia berharap agar pemerintah untuk menambahkan kuota jika ingin masyarakatnya tidak kesusahaan dalam persoalan tersebut.” Solusinya tambahkan kuota, jika tidak, ini akan terus berulang-ulang,” tandasnya.

Penulis : Effendi
Editor : Rika

Related Articles

Latest Articles