5.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Edy Rahmayadi Maju Lagi Pilgubsu 2024, ini Pandangan Pengamat Anggaran

Medan, MISTAR.ID

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengumumkan akan kembali maju menjadi salah satu calon di Pilgub 2024 mendatang.

Menanggapi pernyataan Gubernur Sumut Edy ini, Pengamat Anggaran Sumatera Utara Elfenda Ananda mengatakan, mendekati masa jabatan Edy dan Ijeck selama 5 tahun ini bila dilihat dari sisi pengelolaan anggaran sangatlah rendah, terutama dalam pengamanan dan infrastruktur.

“Bila dari sisi tata kelola dalam periodenya kita pernah dengar kasusnya di 2019 mengenai kehilangan Rp1,6 miliar di halaman parkir. Nah, itu uang tunai sebanyak itu dengan gampangnya diambil cash dan kemudian SOP-nya gak jelas sehingga hilang. Ini menunjukkan rendahnya sistem kemananan dari pengelolaan keuangan daerah. Ini masih satu kasus,” kata Elfenda kepada Mistar, Kamis (25/5/23).

Lanjutnya, dari sisi yang lain khusus anggaran untuk perawatan jalan, juga rendah. Sudah diketahui persis karena abai dan tidak serius akhirnya memaksakan di 2021 untuk memunculkan pembangunan infrastruktur Rp2,7 triliun.

Baca Juga:Mencermati Langkah Politik Edy Rahmayadi

“Nah, ini sebenarnya tidak disediakannya setiap tahunnya anggaran untuk infrastruktur memlihara jalan provinsi. Berkurang dari periode gubernur sebelumnya. Artinya, politik anggarannya untuk infrastrukturnya rendah. Kemudian kita tahu itu lebih memprioritaskan hal yang sebenarnya memoles diri sendiri,” jelasnya.

Lalu, perawatan kantor gubernur juga berulang kali dipoles, direhab atau renovasi. Sementara hasilnya bermasalah masih ada yang tak sesuai, ada yang bocor dan lainnya.

Kedua memoles diri sendiri lainny misalnya rumah dinas. Di poles dan kemudian dianggarkan cukup besar.

“Disatu sisi program-program lain tidak menjadi perhatian. Dari sini kita melihat komitmen politik anggarannya untuk masyarakat khususnya di jalan-jalan provinsi yang sudah rusak parah misalnya di di Labuhanbatu yang berakhir dengan dipecatnya Kepala Dinas PUPR Sumut.

Baca Juga:Edy Rahmayadi Putuskan Maju di Pilgub Sumut 2024

“Ini bentuk tidak bertanggungjawabnya gubernur dalam komitmen politik anggaran khususnya di infrastruktur. Seolah yang gagal total kadisnya, padahal kadisnya menjalankan plafon pagu anggaran untuk infrastruktur. Jadi lagi-lagi komitmennya rendah. Sehingga kesannya mudah membuat pernyataan tapi kemudian sulit mewujudkan,” urainya.

Belum lagi, masalah sport centre yang menjanjikan kapasitan perhelatan PON 2024. Tapi yang dibangun masih berupa tugu. Infrastruktur tidak jelas dan tanah juga bermasalah.

“Ini yang kemudian sebenarnya kita melihat dari pengolahan anggaran ini antara pernyataan dan yang dikerjakan tidak sejalan,” imbuhnya.

Baca Juga:Peringati Hardiknas 2023, Edy Rahmayadi Tekankan Pendidikan Sangat Penting dalam Kehidupan Bernegara

Sehingga, hal-hal ini yang harus menjadi perhatian gubernur dan wakilnya. Disebutkan Elfanda, jangan pula di akhir masa jabatan saling mengkuliti karena memiliki kekuatan di parlemen.

“Padahal mereka satu paket. Harusnya tidak seperti itu kerja mereka sebagai kepala daerah. Harus saling mendukung dan menguatkan kinerjanya. Kalaupun mereka punya pilihan jalan masing masing di 2024 ya itu tidak masalah kan itu pilihan mereka. Sepanjang tidak ada yang dilanggar di undang-undang,” terangnya.

Disisi lainnya lagi, untuk masalah anggaran ini dari sisi pandapatan yakni sebesar Rp12 trilun. Pendapat ini sama dengan waktu periode gubernur sebelumnya. Tidak ada peningkatan. Padahal kebutuhan semakin membesar selama ini. Kalau dengan alasan adanya covid dan lainnya kenapa pada daerah lain bisa pendapatannya tumbuh.

Baca Juga:Edy Rahmayadi Ingatkan Pentingnya Kejujuran dan Kekompakan ke Petugas Kebersihan di Lingkungan Pemprov

“Kita tidak greget dalam hal ini. Walapun alasannya Covid-19, kan sudah selesai. Harusnya bisa didongkrak lagi. Maka ini jadi perhatian. Jangan abai mencari uang. Karena kalau menghabiskan itu gampang, mencari uang susah. Jadi selama 5 tahun grafiknya landai padahal kebutuhan semakin meningkat,” sebutnya

“Di rumah tangga saja tidak ada yang statis. Jadi ini dari sisi APBD gak begitu sehat buat Pemprovsu kalau pendapatannya stagnan. Ini harus menjadi catatan Edy bila mau mencalonkan lagi. Apakah kedepan itu mau melakukan pola yang sama atau ada perubahan yang lebih menggeliat lagi,” pungkas Elfanda. (anita/gideon/hm01)

 

Related Articles

Latest Articles