21.4 C
New York
Monday, June 17, 2024

Dinas TPH Sumut Ajak Petani Bersama-sama Lakukan Gerakan Preemtif OPT Tanaman Padi

Medan, MISTAR.ID

Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengajak petani untuk bersama-sama melakukan gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) secara Preemtif dengan menggunakan Bahan Pengendali OPT yang ramah Lingkungan.

Hal ini dilakukan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman di setiap kabutapen/kota. Karena Siklus Hidup khususnya penyakit tidak pernah putus dan selalu tersedia makanan.

Hal ini dikatakan Kepala UPTD Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Pengawasan Mutu Keamanan Pangan Sumut, Marino, Jumat (5/5/23). Disebutkannya saat ini Kementerian Pertanian melalui Dinas Ketapang TPH juga masih mengejar Luas Tanam khususnya Padi, Jagung dan kedelai (Pajale) maka hama manjadi masalah yang terus menerus ada.

Baca Juga:Tanam Padi di Sawah, Wali Kota Siantar Ngaku Pernah Bercita-cita Menjadi Petani

“Untuk itu kami dari Jajaran Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara menurunkan petugas kami di lapangan (POPT) untuk selalu waspada dan selalu mengajak petani untuk bersama-sama melakukan GerakannPengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) secara Preemtif (sebelum ada aerangan) dengan menggunakan Bahan Pengendali OPT yang ramah Lingkungan. Kegiatan ini terus dilakukan, bahkan kemarin kami baru lakukan di Kabupaten Simalungun,” katanya pada mistar.id, Jumat (5/5/23).

Pada hama tikus yang selama ini menyerang tanaman padi, Dijelaskan Marino pihaknya mengajak petani untuk melakukan pembongkaran tanggul-tanggul. Karena hama tikus selalu bersembunyi.

“Setelah pembongkaran kita bunuh hama tikus dengan tujuannya adalah mengurangi populasi mereka. Karema kalau memberantas gak bisa, kami hanya mengurangi populasinya saja. Sedangkan untuk burung biasanya petani menggunakan orang-orangan. Begitupun kami menyarankan dilakukan perburuan dengan menggunakan Jaring dimalam hari. Lantara lebih efektif menggunakan jaring karena sekali dapat burung bisa ratusan ekor,” terangnya.

Baca Juga:Perbaikan Irigasi Tak Selesai, Warga Gagal Tanam Padi

Diungkapkan oleh Marino memang saat ini untuk pola tanam di Indonesia maupun di Sumut saat ini masih kurang lantaran petani masih fokus mengejar target tanam tiap hari.

Jika ada air begitu panen, olah tanah, tanam dan panen lagi. “Kita harapkan ke depannya bisa lebih baik,” pungkasnya.(anita/hm15)

Related Articles

Latest Articles