16 C
New York
Tuesday, May 21, 2024

Dituduh Memprovokasi, Begini Penjelasan Tim Dokter PSMS Medan

Medan, MISTAR.ID

Kericuhan suporter pada laga Liga 2 antara Persiraja melawan PSMS Medan di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh melebar. Kini manajemen Persiraja menduga awal mula kericuhan dimulai dari tim medis PSMS yang melakukan provokasi terlebih dahulu.

Namun, Dokter Tim PSMS Medan, M Sufi Sidabutar menampik tuduhan tersebut. Sufi mengatakan dirinya lah yang mendapatkan intimidasi dari ofisial Persiraja ketika hendak menjalankan tugasnya sebagai dokter tim PSMS.

“Di akhir babak kedua, saat injury time, Abdul Rochim tergeletak dekat gawang dan membutuhkan perawatan. Kami sebagai tenaga medis, dokter dan fisioterapi dipanggil wasit ke dalam lapangan. Setelah masuk (ke lapangan), Rochim disuruh bangkit, dan kehadiran kami sudah tidak diperlukan lagi,” ujar Sufi saat dikonfirmasi, Senin (20/11/23) malam.

Baca Juga: PSMS Protes ke PSSI Soal Kericuhan Stadion Harapan Bangsa

Sufi menjelaskan, saat itu tim medis yang sudah terlanjur masuk, diharuskan berlari menepi ke pinggir lapangan. Sempat ada cekcok antara dr Sufi dan pemain Persiraja sambil mendorongnya dan meminta tim medis PSMS agar lebih cepat keluar lapangan.

“Ketika dokter sudah menepi, ofisial Persiraja tiba-tiba mendatangi saya, menarik kaca mata. Saya pun membela diri, ambil posisi jaga diri, salah seorang ofisial Persiraja menendang saya di bagian paha kanan, setelah itu wasit melerai. Saya tidak tahu siapa yang menendang,” tambahnya.

Sufi pun membantah dirinya yang provokasi. Menurutnya, dirinya lah yang menjadi korban karena mendapatkan intimidasi hingga ditendang ofisial Persiraja.

Baca Juga: Laga Terakhir di Stadion Teladan, PSMS Ingin Raih 3 Poin Lawan Sada Sumut FC

Tak hanya Sufi, fisioterapis PSMS Medan, Yongki Alexander Ritonga pun membenarkan yang disampaikan Sufi. Yongki mengatakan mereka masuk ke lapangan setelah dipanggil wasit Irfan Wahyu untuk mengecek kondisi Rochim.

Yongki pun menyangkal tuduhan tim medis PSMS Medan telah melakukan tindakan provokasi di laga yang berakhir dengan skor kacamata tersebut.

“Mereka memfitnah medis memprovokasi padahal tidak. Itu tidak betul, kita mau datang, karena bang Rochim bangkit, dokter didorong pemain Persiraja memaksa cepat keluar. Tidak mungkin kami memprovokasi di hadapan 31.000 penonton, kami tidak gila. Pemain dan ofisial kami yang dilempari saat mau masuk ke ruang ganti dan kapten Rachmad Hidayat dipukuli di lorong,” pungkasnya. (Iqbal/hm22)

Related Articles

Latest Articles