Pematang Siantar, MISTAR.ID
Praktisi kesehatan dari RSUD dr. Djasamen Saragih, dr. Saiden Saragih mengatakan jika polisi justru berisiko tinggi tertular HIV AIDS. Mengapa? Ia mencontohkan saat polisi yang bertugas menangani kecelakaan lalu lintas dan reserse kriminal.
“Jika terjadi kecelakaan lalulintas, korban yang ditolong merupakan pengidap HIV AIDS, maka petugas yang menolong kemungkinan dapat tertular dari darah korban,” jelasnya dalam kegiatan Kampanye Anti Tabu dan Buta Seks yang digelar, Senin (13/11/23) di Aula SMP Methodist.
Maka dari itu, ia mengimbau agar menggunakan sarung tangan saat menangani korban kecelakaan lalu lintas.
“Penggunaan sarung tangan sangat penting dan tidak dapat kita abaikan,” katanya.
Baca juga: HIV/AIDS di Medan Tercatat 5.943 Kasus, Penyumbang Terbanyak Lelaki Suka Lelaki
Dilanjutkannya, pada tahap pertama, gejala HIV belum muncul di tahun-tahun awal. Adapun gejala HIV pada tahap pertama yaitu mudah terserang penyakit flu, demam, sakit tenggorokan dan timbul ruam.
Penyakit flu pada pengidap HIV dapat sembuh, dan kembali bugar seperti biasanya. Namun, kesembuhan itu bukan berarti virus HIV yang terdapat di tubuh juga hilang.
“Kita harus ingat-ingat apa yang kita lakukan sebelumnya. Apakah salah satu dari kebiasaan-kebiasaan buruk, seperti hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan dan menggunakan jarum suntik bekas pernah dilakukan penderita?” ucapnya.
Selain itu, penularan juga bisa terjadi melalui transfusi darah dan transplantasi organ tubuh. Ia meminta seluruh masyarakat mendatangi rumah sakit yang melayani pasien HIV AIDS untuk penanganan yang tepat.
Baca juga: Psikolog Irna Minauli: Peran Keluarga Sangat Penting dalam Pencegahan HIV-AIDS
“Bagi penderita yang terinfeksi, segera konsultasi kepada dokter yang ahli pada bidang tersebut. RSUD dr. Djasamen Saragih memiliki Poliklinik melayani pasien penderita HIV AIDS. Data pasien tentunya akan dirahasiakan. Kami juga meminta agar penderita jangan menyebarkan virus tersebut kepada orang lain,” jelasnya. (Gideon/hm20)
