14.3 C
New York
Tuesday, April 30, 2024

Petani Ubi Kayu Menjerit, Ini Penyebabnya

Simalungun, MISTAR.ID

Anjloknya harga singkong (ubi kayu) di sekitar Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun yang tembus dengan harga sekitar Rp800 per kilogramnya, membuat petani ‘menjerit’ karena harga itu dianggap sangat minim.

Salah seorang petani ubi kayu di Nagori Ujung Bondar Kecamatan Dolok Panribuan, R Nababan kepada wartawan, Kamis (5/11/20) mengatakan, harga itu sudah terjadi sekitar bulan Agustus 2020 lalu.

“Harga itu masih kotor. Belum lagi potong uang cabut dan uang transportasi. Kalau bersih Rp450 per kilogramnya,” ujar pria yang memiliki lahan ubi kayu sekitar satu hektar.

Baca Juga:Hebat! Gunung Kidul Panen Raya Singkong Seluas 45.816 Hektare

Dirinya meminta agar pemerintah memberi perlindungan harga singkong hingga petani tidak merugi. Menurutnya, dalam satu tahun terakhir, harga singkong terus terjun bebas.

Terpisah, salah seorang pengepul ubi kayu bermarga Hutasoit mengaku, penetapan harga itu mengikuti pabrik. “Harga itu merupakan harga pabrik” tandasnya.

Terpisah, Koordinator Pertanian Kecamatan Dolok Panribuan R Sidabutar mengatakan, keluhan petani ubi kayu akan disampaikan kepada instansi terkait untuk dicarikan jalan keluarnya. “Persoalan harga ubi kayu itu akan disampaikan kepada instansi terkait,” ujarnya. (jadi/hm10)

Related Articles

Latest Articles