14.4 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Pertanyakan Pasien Sebulan Diisolasi, Ratusan Warga Unjuk Rasa di RSU Perdagangan

Perdagangan, MISTAR.ID

Ratusan warga Nagori Tanjung Hataran Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun, Senin (6/7/20) sekitar pukul 10.00 Wib unjuk rasa mempertanyakan kejelasan nasib sejumlah warga desa mereka yang diisolasi di RSUD Perdagangan.

Dalam aksinya, para pengunjukrasa memprotes kebijakan pihak Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 yang mengisolasi puluhan orang warga Tanjung Hataran di RSUD Perdagangan.

Menurut para pengunjukrasa, kurang lebih sudah satu bulan, tapi tidak juga ada kejelasan bagaimana kondisi seluruh warga desa mereka yang menjalani isolasi itu.

Diantara warga yang unjuk rasa, ada dua orang mantan pasien Covid-19 yakni Yono dan Iwan yang sudah dikembalikan GTPP Covid-19 pada keluarganya.

Baca Juga: Update Covid-19 Simalungun: 42 Positif, 18 Sembuh, 2 Meninggal

Kedua mantan pasien itu menjelaskan, mereka sempat diisolasi selama 18 hari di Batu 20 justru tidak merasakan ada perawatan khusus mereka terima.

“Kami diisolasi selama 18 hari di Batu 20,selama kami di isolasi tidak ada perawatan khusus yang kami terima, dan kesehatan kami di sana stabil, setiap hari kami hanya diberi dua butir vitamin C saja. Padahal seharusnya bila warga dibawa ke rumah sakit untuk dikarantina sudah lebih dari 14 hari ternyata negative, maka seharusnya segera dipulangkan,” jelasnya.

“Saat ini banyak anak-anak yang terlantar akibat orang tuanya diisolasi, hanya beras lima kilogram saja yang diberi pemerintah pada keluarga yang ditinggalakan,” katanya lagi.

Sementara, lanjutnya, kebutuhan mereka yang lain tidak diberikan, bahkan banyak anak-anak yang tidak bisa mendaftar sekolah akibat orang tuanya diisolasi.

Baca Juga: 7 Positif Covid-19 Bertambah Di Siantar, 2 Di Simalungun

Sampai saat ini, menurut para pengunjukrasa itu, masih ada 13 orang lagi yang diisolasi di RSUD Perdagangan dan 22 orang lainnya di Batu 20.

“Warga yang diisolasi semuanya dalam keadaan sehat bang, kalau tidak percaya sama-sama kita video call,” kata seorang warga.

Seorang warga yang diisolasi, Rianto SE coba dihubungi saat itu terlihat sangat sehat saat berbicara melalui video call.

“Kami di sini semunya dalam keadaan sehat-sehat dan ingin segera pulang,” kata Rianto SE dalam video callnya sembari menyampaikan salam rindu untuk seluruh warga desa.

Nagori Tanjung Hataran masuk daerah klaster paparan Covid-19 dengan jumlah pasien terbanyak di Kabupaten Simalungun.

Baca Juga: Lagi, 3 Warga Tanjung Hataran Simalungun Positif Covid-19

Ada sekitar 40 orang telah dinyatakan positif terpapar Covid-19 dan puluhan orang lainnya berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Dalam unjuk rasa tersebut, warga berteriak sembari meminta Pemkab Simalungun dan GTPP Covid-19 tidak menjadikan daerah mereka sebagai percontohan Covid-19.

Warga juga mengaku tidak yakin dengan kinerja GTPP Covid-19 Kabupaten Simalungun atas penetapan pasien positif Covid-19.

Dengan alasan itu warga yang menggelar aksi damai meminta dan mendesak Pemkab Simalungun dan GTTP Covid-19 memulangkan setiap orang yang disebut pasien Covid-19.

Tidak hanya itu, warga juga meminta agar Gubernur Sumatera Utara Edy Ramayadi memberikan perhatian pada rakyat Kabupaten Simalungun atas apa yang mereka alami.

Aksi demo yang mulai digelar pada pukul 10.00 Wib, sempat terhenti sejenak akibat hujan deras dan berakhir hingga pukul 14.00 Wib mendapatkan pengawalan ketat dari personil Polres Simalungun, personil Kodim 0207 Simalungun dan Satpol PP.

Sampai berita ini naik tayang, wartawan kami belum mendapatkan keterangan dari Tim GTPP Covid-19 Kabupaten Simalungun.(asy/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles