18.6 C
New York
Monday, April 29, 2024

Pemkab Simalungun Targetkan Penurunan Stunting 14 Persen di 2024

Simalungun, MISTAR.ID

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun menargetkan penurunan angka stunting di 2024 mencapai 14 persen.

Hal ini dikatakan Wakil Bupati Simalungun Zonny Waldi saat menerima kunjungan Dinas Kominfo Provinsi Sumut dan Forum Unit Wartawan Pemprov Sumut di Aula Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Simalungun, Kamis (27/10/22).

Ia mengajak seluruh pihak dan masyarakat untuk berkolaborasi dan bersama-sama, ikut serta dalam mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten Simalungun.

Baca Juga:Resmi Dibuka Bupati Simalungun, Rembuk Stunting 2022 di Parapat Diikuti 400 Peserta

“Kalau kita kerja sama semuanya, permasalahan stunting ini dapat ditangani dengan cepat. Termasuk menumbuhkan kesadaran pola hidup sehat dan bergizi. Tercatat di 2021 angka stunting sebesar 28 persen, sekarang di 2022 telah kita turunkan jadi 24,65 persen dari jumlah balita 43 ribu jiwa. Dan, kita harus tekan lagi pada tahun 2024 menjadi 14 persen,” terangnya.

Untuk menekan angka stunting Pemkab Simalungun dengan membentuk 693 Tim Pendamping Keluarga (TPK), terdiri 2.079 petugas penyuluhan stunting bertugas pembinaan dan penyuluhan terhadap 7.382 calon pengantin.

Kemudian, juga bertugas melakukan penyuluhan dan pembinaan terhadap 17.053 ibu hamil, 17.053 ibu pasca persalinan dan 23.508 bayi berusia dua tahun.

“Stunting di Simalungun sedang mendapatkan pendamping dari tim percepatan penurunan stunting, dengan program perbaikan gizi,” kata Zonny.

Zonny mengungkapkan memberikan tambahan gizi kepada balita stunting, Pemkab Simalungun memberikan fasilitas budidaya ikan lele di ember untuk diternakkan dan dikonsumsi masyarakat. Terutama bagi anaknya yang mengalami stunting.

“Ke depannya, tidak lagi membicarakan pemberian ikan, tadi kami memberikan kailnya (kemandirian hidup sehat),” tutur Zonny.

Zonny mengungkapkan pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan pemahaman terhadap kehidupan yang sehat saat mengandung, melahirkan, memberikan gizi kepada anak di bawah 5 tahun atau terutama pada anak usia 2 tahun.

Baca Juga:Cegah Stunting, Program Makanan Tambahan Diterapkan di Simalungun

“Kemudian masalah lingkungan, kami dapatkan di lapangan ditemukan tidak terdapat air bersih dan MCK kurang bersih. Hal ini terus kita lakukan pembenahan,” jelas Zonny.

Zonny mengimbau kepada masyarakat untuk dapat mengatur jarak saat mengandung. Sehingga anaknya cukup mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) selama dua tahun dan terpenuhi gizi yang lainnya dari asupan makanannya.

“Jangan sampai anak kita baru berusia beberapa bulan, sudah hamil. Kasihan dengan anak kita tidak mendapatkan ASI selama dua tahun. Selanjutnya, pola kehidupan sehat yang kurang dan kurang memperhatikan gizi anaknya,” kata Zonny.

Zonny mengakui dalam pengendalian dan menekan stunting di Kabupaten Simalungun terkendala dengan anggaran. Sehingga anggaran tersebut, harus ‘dikeroyok’ menggunakan sejumlah Organisasi Pimpinan Daerah (OPD) Kabupaten Simalungun.

“Kendala kita, masalah anggaran. Harusnya ada anggaran khusus untuk penanganan stunting, gagal tumbuh antara anak ini dengan anak yang lain,” sebut Zonny.

Zonny menambahkan untuk penanganan stunting ini, harus ada komitmen dari pemerintah desa bekerja sama dengan Pemkab Simalungun. Karena, Kepala Desa dan Kepala Dusun menjadi garda terdepan mengantisipasi dan mengendalikan stunting di wilayah masing-masing.

“Masalah koordinasi, stunting jangan banyak cakap-cakap, tapi laksanakan langsung. Komitmen juga dari pemerintah desa, kepala desa garda depan untuk menangani Stunting dari wilayahnya,” kata Zonny.

Baca Juga:Cek Kesehatan 3 Bulan Sebelum Menikah Perlu Dilakukan Atasi Stunting pada Anak

Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Simalungun, Gimrood Sinaga, mengatakan pihaknya terus bekerja untuk menekan angka stunting sesuai dengan petunjuk dan arah dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut.

Gimrood mengungkapkan bahwa ada dua penyebab stunting, yakni penyebab pertama spesifik, kurang asupan gizi dari 1.000 hari kelahiran pertama, imunisasi dan mengenai pola asuh anak.

“Penyebab kedua, sensitif faktor lingkungan, rumah tidak layak huni, akses, air bersih kurang. Akses menjadi kendala stunting dan terkendala dengan air bersih. Masih ada desa kekurangan air bersih,” jelas Gimrood.

Gimrood dalam pemaparannya, menjelaskan untuk anggaran penanganan stunting menggunakan anggaran berasal dari 14 OPD di Kabupaten Simalungun.

“Anggaran kita maksimalkan dengan baik dalam percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Simalungun,” ucap Gimrood.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kominfo Sumut Ilyas Sitorus diwakili Kepala Bidang Pengelola Informasi Publik (PIP) Iwan Sutani Siregar menjelaskan, sesuai dengan arah Gubernur Sumut Edy Rahmayadi sangat mendukung langkah-langkah percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Simalungun.

“Tujuan kami dari kegiatan ini pada hari ini ke sini melihat langsung penanganan stunting di Simalungun. Alhamdulillah, dilakukan dengan baik dan tepat,” ucap Iwan.

Kegiatan ini dihadiri oleh keluarga yang anaknya mengalami stunting, dan petugas pendamping keluarga.

Baca Juga:Stunting Akibatkan Turunnya Kualitas SDM Generasi Penerus Bangsa

Sementara Sekretaris Forum Unit Wartawan Pemprov Sumut Irwan Ginting mengapresiasi langkah tepat dan cepat dilakukan Pemkab Simalungun dalam penanganan dan percepatan penurunan stunting di daerah itu.

Irwan optimis tahun depan stunting di Simalungun akan turun drastis bila hal itu dilakukan Bupati Radiapoh Hasiholan Sinaga bersama jajarannya.

Diakhir acara, pengurus Forum Unit Pemprov Sumut bersama Dinas Kominfo Sumut memberikan bantuan berupa sembako dan penambahan gizi bagi keluarga yang anaknya mengalami stunting. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles