15.4 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Pangulu dan Masyarakat Sebut Banjir Besar di Tigabolon Dampak Konversi, PTPN IV Membantah

Simalungun, MISTAR.ID

Penyebab banjir besar yang terjadi di Nagori Tigabolon, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, masih menyisakan misteri.

Pasalnya, belum ada kesimpulan atau keputusan dari pihak terkait, bahkan langkah antisipasi atas peristiwa banjir yang terjadi di Tigabolon juga belum dilaksanakan.

Pangulu Nagori Tigabolon Marisno Sitio mengatakan, bahwa banjir besar yang terjadi merupakan masalah baru, dimana peristiwa ini dianggap sebagai peringatan akan adanya banjir susulan yang lebih besar lagi.

Baca juga: Banjir Landa 3 Desa di Sidamanik, DPRD Dorong Pemkab Simalungun Bersikap

“Setahu saya dan dari keterangan masyarakat, banjir seperti ini baru pertama kali terjadi, dan ini terjadi setelah adanya konversi di Bah Butong” ucap Marisno Sitio, Jumat (22/9/23).

“Jadi waspada saja, beberapa tahun lagi bisa-bisa kita tenggelam kalau tidak ada langkah antisipasi yang konkrit” kata Pangulu menambahkan.

Marisno mengatakan, sampai dengan hari ini, pihaknya bersama masyarakat masih gotong royong membenahi dampak banjir yang terjadi beberapa hari lalu.

Baca juga: Banjir di Tigabolon Simalungun, Masyarakat Bakal Gelar Aksi dan Tuntut Tanggung Jawab PTPN IV

“Ini saja kita gotong royong membersihkan material longsor yang menutup aliran daerah irigasi. Mungkin besok ini selesai” ucap Pangulu Nagori Tigabolon itu.

Pangulu menegaskan, hasil dari pengalaman ini, masyarakat menyimpulkan bahwa banjir yang terjadi di Tigabolon merupakan dampak dari konversi teh ke sawit di Sidamanik Bah Butong karena selama ini, tidak pernah ada banjir sebesar tersebut terjadi di Tigabolon.

Sementara itu, Manager PTPN IV Kebun Unit Teh Sidamanik Hwin Dwi Putra, melalui Asisten SDM Kebun Teh Sidamanik Halim Siregar ketika dikonfirmasi, Jumat (22/9/23) melalui pesan Whatsapp-nya membantah pendapat warga tersebut.

Baca juga:Dampak Negatif Konversi Teh ke Sawit Nyata, Nagori Tigabolon Diterjang Banjir Besar

Ia beralasan, jarak lokasi konversi teh yang ada di Bah Butong sangat jauh dengan lokasi banjir di Tigabolon. Ia juga yakin air tidak akan meluap dari parit isolasi yang mereka buat di areal sawit.

“Jarak dari Bah Butong aja jauh, dan lagi areal sawit sudah kami buat parit isolasi untuk menghindari luapan air. Dengan parit isolasi itu, air jadinya tidak keluar. ngumpul di dalam parit” jawab Halim Siregar.

Halim juga tidak banyak berkomentar soal pernyataan Pangulu Tigabolon, yang telah melakukan penelusuran asal usul air penyebab banjir, dan menyimpulkan banjir akibat dampak dari konversi.

“Iya itulah jawaban dari kita” ucap Halim singkat. (roland/hm17)

Related Articles

Latest Articles