15.2 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Jokowi Tegaskan Dirinya Bukan ‘Pak Lurah’ Bisa Mengatur Capres dan Cawapres

Simalungun, MISTAR.ID

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan, bahwa Indonesia mempunyai peluang besar untuk meraih Indonesia Emas Tahun 2045 serta meraih posisi menjadi negara 5 besar kekuatan ekonomi dunia,

Hal itupun disampaikan Jokowi saat  menyampaikan pidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI, dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke 78 di ruang rapat paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, pada Rabu (16/8/23).

Dalam pidato kenegaraan, Jokowi mengatakan, dirinya bukan lah seorang ‘Pak Lurah’ yang dapat mengatur Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendatang.

Baca juga: Sidang Tahunan MPR, Presiden Kenakan Pakaian Adat Tanimbar, Wapres Pakai Baju Khas Betawi

“Kita saat ini memasuki tahun politik, suasana sudah hangat-hangat kuku dan sedang tren di kalangan politisi dan partai politik (parpol). Setiap ditanya Capres dan Cawapresnya jawabannya, belum ada arahan Pak Lurah,” ujar Presiden secara virtual, seperti dilansir mistar.id dari gedung DPRD Kabupaten Simalungun saat menggelar rapat paripurna, pada Rabu (16/8/23).

Jokowi menuturkan, sempat berpikir siapakah itu Pak Lurah. Belakangan pun Presiden ke 7 ini mengetahui kalau yang dimaksud Pak Lurah ternyata dirinya..

“Ternyata Pak Lurah itu kode. Perlu ditegaskan, saya ini bukan ketua umum (ketum) parpol, ketua parpol dan ketua koalisi partai. Dan sesuai ketentuan Undang-Undang (UU) yang menentukan Capres -Cawapres itu adalah parpol dan koalisi parpol,” tegasnya.

Tekankan Peluang Besar Raih Indonesia Emas 2045

Baca juga: Surya Paloh Hargai Keputusan PAN Tak Dukung Anies Sebagai Capres

Disampaikan Jokowi, untuk saat ini apa pun bisa disampaikan kepada Presiden, mulai dari masalah rakyat pinggiran sampai kemarahan, ejekan bahkan makian dan fitnah.

“Saya tau ada yang mengatakan saya ini bodoh, tidak tau apa-apa, tolol. Ya gak apa-apa. Sebagai pribadi menerima saja. Yang membuat saya sedih, budaya santun dan budaya timur saat ini kelihatan hilang. Kebebasan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah,” ujarnya.

Lanjutnya lagi, memang tidak semua seperti itu. Dirinya melihat mayoritas masyarakat juga t kecewa dengan polusi budaya tersebut, cacian dan makian ada justru membangunkan nurani semua pihak.

“Nurani bangsa untuk bersatu menjaga moralitas ruang publik, bersatu menjaga mentalitas masyarakat, sehingga kita tetap bisa melangkah untuk Indonesia, menuju Indonesia emas pada tahun 2045,” ungkapnya.

Baca juca: Ijtima’ Ulama PKB Beri Mandat ke Cak Imin Jadi Capres di Pemilu 2024

“Ini yang bolak-balik saya sampaikan di setiap kesempatan. Bahwa Indonesia saat ini untuk bersatu meraih Indonesia maju menuju Indonesia emas 2045,” ucapnya lagi.

Dikatakan Jokowi, peluang itu harus mampu dimanfaatkan. Dia menilai, rugi besar jika melewatkan kesempatan ini, karena tidak semua negara memilikinya dan belum tentu akan kembali memilikinya.

Presiden menyebutkan, peluang besar pertama adalah bonus demografi yang akan mencapai puncak di tahun 2030 an. “68 persen adalah penduduk usia produktif. Di sinilah kunci peningkatan produktivitas nasional kita,” kata mantan Gubernur DKI ini.

Adapun peluang besar yang kedua adalah kepercayaan internasional atau  international trust yang dimiliki Indonesia saat ini. Kepercayaan itu, kata Presiden, dibangun bukan sekadar melalui gimmick dan retorika semata, melainkan melalui peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap. (hamzah/hm16)

Related Articles

Latest Articles