Simalungun, MISTAR.ID
Warga Nagori Bandar Tinggi, Kecamatan Bandar Masilam, Kabupaten Simalungun ramai-ramai memasang portal menuju proyek jalan tol Tebing Tinggi-Kisaran dan Tebing Tinggi- Kuala Tanjung, pada Minggu (23/2/2020).
Pemasangan portal itu, sebagai protes warga terhadap kontraktor pelaksana pembangunan jalan tol itu. Jalan yang diportal warga itu merupakan akses utama masuknya truk pengangkut material proyek pembangunan jalan tol yang dikerjakan PT Waskita Karya.
Pantauan Mistar di lokasi, portal setinggi kurang lebih 2 meter dan lebar 2,5 meter tersebut didirikan di Huta III Bandar Tinggi, Kecamatan Bandar Masilam.
Warga secara bergotong royong menggali lubang kemudian mendirikan tiang portal terbuat dari coran. Setelah tiang berdiri, kemudian dicor warga menggunakan batu padas dan semen.
Pengakuan salah satu warga yang enggan namanya ditulis mengatakan, pemasangan portal itu sudah cukup lama direncanakan, bahkan usulan untuk pemasangan portal juga disampaikan bahkan sudah diketahui pihak pemerintah Nagori (desa) dan pihak Kecamatan Bandar Masilam secara tertulis.
Bahkan warga itu menyebut, kemungkinan surat mereka itu sudah sampai ke Pemerintah Kabupaten Simalungun, namun sampai hari ini tidak ada jawaban dari pihak pemerintah Nagori, Kecamatan juga Kabupaten.
Alasan warga mendirikan portal di lokasi, disebabkan tuntutan mereka yang telah disampaikan tertulis tidak juga dipenuhi pihak kontraktor dan pihak terkait lainnya.
Tuntutan warga ada 12 poin, antara lain, jalan yang berlubang di desa harus ditimbun dengan sertu, bok-bok yang retak harus diperbaiki, lening yang retak harus diperbaiki, sehabis hujan truk tidak boleh melintasi jalan desa itu, jalan yang berdebu harus disiram, diwaktu warga salat magrib dan salat isya truk tak boleh melintas dan harus berhenti, rumah warga yang retak harus ditinjau, truk muatan membawa material jalan tol tidak boleh melebihi tonase, kecepatan truk molen bermuatan semen agar dikurangi.
Dalam surat tuntuntan itu dijelaskan, sebelum truk proyek masuk ke lokasi, jalan di Hutan III Bandar Tinggi yang mengerjakan dan merawat adalah masyarakat.
Karena tuntutan warga tidak dipenuhi, hal inilah yang membuat warga marah kemudian memasang portal di jalan lintasan truk pengangkut material proyek tersebut.
Dibongkar Polisi
Mendapat informasi warga memasang portal, Kapolsek Perdagangan AKP Supendi, SH.MH bersama anggota, langsung turun ke lokasi bersama pihak pemerintah Kecamatan Bandar, Babinkamtibmas, Babinsa dari Koramil 02/06 Bandar. Petugas security dari PT.Waskita Karya juga turun ke lokasi.
Portal yang dibangun warga itu langsung dibongkar paksa oleh pihak kepolisian, kemudian mengamankan sejumlah peralatan yang dipergunakan warga.
Kemudian Kapolsek meminta penjelasan kepada warga siapa yang bertangung jawab atas pemasangan portal itu. Pertanyaan Kapolsek ini ternyata ditanggapi emosi oleh warga, situasi pun sempat memanas.
Warga menganggap permintaan Kapolsek itu bernada intimidasi terhadap warga yang ramai-ramai memasang portal. Namun Kapolsek Perdagangan AKP Supendi menyikapinya dengan senyuman dan pendekatan persuasif.
Akhirnya ketegangan mereda setelah Pangulu Bandar Tinggi, Samsiadi membentak warga karena tak mau mendengar penjelasan Kapolsek maupun Pangulu.
Pangulu itu menjelaskan, pihaknya telah menghubungi PT.Waskita Karya untuk menyelesaikan persoalan portal yang dibangun warga, sekaligus untuk mencarai jalan penyelesaian persoalan tuntutan warga terhadap pihak pengelola pembangunan jalan tol, yakni PT.Waskita Karya.
“Besok (hari ini, -red) Senin tanggal 24 Pebruari ada pertemuan di kantor bersama pihak perusahaan, jam 09.00 Wib,” katanya.
Pertemuan di kantor Pangulu, lanjut Samsiadi akan dihadiri unsur pemerintah Kecamatan juga pihak Pemkab Simalungun, pihak pengelola peroyek jalan tol, Kapolsek Perdagangan, tokoh masyarakat dan perwakilan masyarakat pemasang portal.
Reporter: Syahroni
Editor: Herman
