14.7 C
New York
Tuesday, May 21, 2024

Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi Simalungun Meningkat

Simalungun, MISTAR.ID

Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Simalungun terus mengalami kemajuan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Simalungun pada tahun 2022 tumbuh Sebesar 73,77 dibandingkan tahun 2021 pertumbuhan ekonomi sebesar 73,40.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Simalungun, Sawaluddin Naibaho mengatakan, salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan manusia tersebut dengan mengukur kualitas taraf hidup manusia disuatu daerah adalah IPM.

“IPM itu dibentuk oleh tiga dimensi dasar seperti pengetahuan, standart hidup layak, dan umur panjang serta hidup sehat,” ujarnya kepada Mistar.id, Minggu (15/10/23).

Dikatakan Sawaluddin, berdasarkan perkembangan dimensi pembentuk IPM pada tahun 2022 mencapai 0,37 poin mengalami peningkatan didukung oleh peningkatan semua komponen penyusun. “Berbeda dengan IPM 2021 yang mengalami perlambatan akibat penurunan pengeluaran perkapita yang disesuaikan,” ungkapnya.

Sawaluddin menjelaskan, Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yang merepresentasikan dimensi umur panjang dan hidup sehat terus meningkat dari tahun ke tahun. “Meningkat sebesar 1,07 tahun atau rata-rata tumbuh sebesar 0,24 persen per tahun,” ucapnya.

Baca Juga : Data BPS Simalungun, Kasus ISPA Capai 32.901 dan Mayoritas Usia Produktif

Pada 2022, Umur Harapan Hidup saat lahir di Simalungun adalah 71,78 tahun. Seiring dengan terjadinya pandemi Covid-19, UHH Simalungun 2021 mengalami perlambatan namun di tahun 2022 mengalami kenaikan cukup tinggi.

“Dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS), penduduk usia 7 tahun ke atas dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun ke atas,” jelasnya.

Dia menjabarkan, dimensi standar hidup layak Pada 2022 pengeluaran per kapita yang disesuaikan masyarakat Simalungun mencapai Rp11,524 juta per tahun. “Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1,3 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa setelah lebih dari satu tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pengeluaran per kapita mulai meningkat cukup signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2021,” pungkasnya. (abdi/hm24)

Related Articles

Latest Articles