17.7 C
New York
Tuesday, May 7, 2024

Dilema Pupuk Subsidi di Simalungun, Setelah Langka Kini Harganya Malah Mahal

Simalungun, MISTAR.ID

Keberadaan pupuk bersubsidi di Kabupaten Simalungun bagai tak pernah lepas dari dilema. Keseriusan pemerintah dalam hal membantu meringankan beban petani, hingga kini masih terus dipertanyakan.

Beberapa bulan lalu, petani di Kabupaten Simalungun mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi. Tapi kini, setelah pupuk bersubsidi tersedia di kios-kios yang ada di tiap Nagori atau desa, harganya malah melambung membuat para petani mengeluh berat.

Soal harga pupuk bersubsidi ini telah diinvestigasi LSM Pakar yang peduli petani di Kabupaten Simalungun. Ketua lembaga itu, Bernard Simanjuntak, melalui Bidang Humas/Investigasi dan Instansi Darwis Simanjuntak mengungkapkan, mereka telah menemukan soal mahalnya harga pupuk bersubsidi dijual di kios-kios pengecer.

Baca Juga: Petani Keluhkan Sulitnya Dapat Pupuk Bersubsidi, DPRD Simalungun : Akan Saya Tanyakan Ke Dinas Pertanian

Mereka mencontohkan, harga pupuk urea subsidi di wilayah Kecamatan Sidamanik tidak sesuai dengan Harga Eceren Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan.

“Dari yang kita dapat, ada banyak petani di Sidamanik membeli pupuk urea Rp170 ribu per zak, padahal harga eceran tertinggi saat ini hanya Rp112 ribu,” ungkap Darwis Simanjuntak kepada Mistar, Sabtu (24/4/21).

Menurut Darwis, bahwa tingginya harga pupuk subsidi tersebut sangat tidak masuk akal. Jika dihitung dengan menambahkan uang transport dan lain-lain, tidak sepantasnya harga pupuk tersebut mencapai Rp170 ribu/zak nya.

Baca Juga: Petani Simalungun Kekurangan Pupuk Subsidi, Kadistan: Petani Berdasi Harus Sadar Diri

“Tidak masuk akal, bahkan ditambahkan pun dengan uang ini itu, jumlahnya tidak sampai segitu. Ini jelas sangat membebani petani,” ucapnya.

Dengan tingginya harga pupuk subsidi tersebut, Darwis mempertanyakan kinerja Dinas Pertanian dalam pengawasan, dan komitmen DPRD Simalungun dalam mengontrol pendistribusian pupuk bersubsidi di Simalungun.

“Mana pengawasan dari Dinas Pertanian, kemudian komitmen DPRD juga tidak ada, padahal waktu kita RDP, mereka janji akan mengawasi pendistribusian pupuk ini, nyatanya hanya omong kosong,” ucap Darwis kecewa.

Apa yang dikatakan Darwis ini tidak dibantah petani yang ditemui. Salah satunya N Sinabutar, kepada mistar.id petani itu mengatakan, mereka para petani sangat terbebani mahalnya pupuk subsidi tersebut, hingga Rp170 ribu/zak.

“Kalau segitu ngapain pake embel-embel subsidi, yah nama subsidinya dihapus saja,” ucap N Sinabutar nada geram.(roland/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles