23.8 C
New York
Wednesday, May 8, 2024

Usaha Kreatif Pernak-Pernik Nataru di Siantar, Dari Limbah Jadi Rupiah

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Penjualan pernak-pernik Natal dan Tahun Baru (Nataru) mulai menggeliat di Kota Pematangsiantar, salah satunya di Likari Kreatif Jalan Sisingamangaraja Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari, depan Universitas Simalungun (USI).

Tempat usaha Likari Kreatif yang memproduksi dan menjual pernak-pernik Nataru dari bahan limbah itu sudah ada sejak tahun 2003 silam. Kini usaha tersebut digawangi oleh Ricky Toreh. Hal ini diakui oleh Ricky kepada mistar.id, Selasa (7/12/21). Usaha tersebut tetap berupaya bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Dan, seiring dengan membaik kondisi perekonomian, usaha tersebut berupaya untuk bangkit kembali. “Dari tahun sebelumnya, tahun ini agak sedikit membaik, peningkatannya adalah sekitar 10 persen,” tutur Ricky.

Baca Juga:Pohon Natal di Jalan Gereja Jadi Ikon Siantar

Adanya peningkatan itu, Ricky mengaku merasa bersyukur, sehingga tahun ini usahanya bisa bertahan dan berupaya untuk bangkit kembali.

“Tahun ini kami bisa bertahan dengan adanya peningkatan kegiatan perekonomian karena memang pandemi kayaknya udah agak menurun,” ujarnya.

“Di sini kami memakai konsep dari limbah menghasilkan rupiah, banyak kegiatan kami memproduksi dari bahan-bahan limbah seperti botol air mineral dan kardus-kadus yang kami ubah jadi kerajinan untuk Nataru. Disitulah, bahwasanya masih ada konsumen yang loyal sama kami,” sebutya.

Saat ditanya mengenai orderan, kata Ricky, sudah banyak. “Untuk saat sekarang, sudah banyak yang mengorder, terutama pohon Natal dari besi-besi yang kita olah dari limbah menjadi rupiah. Tidak hanya dari dari gereja, dari warga masyarakat perorangan pun ada yang mengorder,” ungkap bapak dua anak tersebut.

Baca Juga:Jelang Merry Christmas, Pengerajin Pohon Natal Banyak Orderan, Ini Harganya

Ketika ditanya mengenai harga di tengah pandemi Covid-19, Ricky bilang, masih sama. “Kami tetap berupaya membuat harganya tetap sama, karena memang perekonomian saat ini tidak sebaik dari 3 atau 4 tahun sebelumnya. Jadi kami usahakan produk itu masih sama dengan harga yang sebelumnya,” tutur pria yang pernah bekerja di Jepang selama 2 tahun itu.

Harga produk yang dijualnya, kata Ricky, berada di kisaran harga antara Rp58.000 sampai harga Rp3 jutaan. “Mulai dari harga Rp58 ribu sampai ada yang Rp2,5 juta dan bahkan ada yang Rp3 jutaan lebih,” ujar Ricky yang berharap agar Indonesia bisa lebih baik dari tahun sebelumnya.

“Semoga Covid cepat berakhir, sehingga perekonomian masyarakat bisa meningkat kembali,” tuturnya.(ferry/hm10)

Related Articles

Latest Articles