9.3 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Tradisi Kirim Parsel Natal di Tengah Pandemi Covid-19 Menurun 50 Persen

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Jelang Natal biasanya menjamur berbagai macam jenis parsel yang disusun rapi dan di pajang pada depan pintu masuk minimarket, swalayan, maupun tempat-tempat perbelanjaan lainnya.

Bahkan, penjualan secara online juga ada. Masyarakat disuguhi banyak pilihan model display parsel yang mempermudah mereka untuk melihat, dan akhirnya membeli parsel yang ditawarkan.

Pemberian ini lazim diberikan pada momen-momen spesial seperti Hari Raya atau perayaan lain. Bisa diberikan ke kolega, orang terdekat atau, anggota keluarga. Namun, Natal kali ini kurang dirasakan penjual parsel pada pusat perbelanjaan maupun toko-toko yang biasa menjualnya di Pematangsiantar.

“Kalau dipersentasekan, mungkin penurunan omzet bisa mencapai 50 persen dibanding tahun lalu,” ujar Raja selaku Kepala Personalia Makmur Pasar Swalayan kepada Mistar, Rabu (23/12/20).

Baca Juga:Jelang Nataru, Pedagang Kota Medan Sebut Stok Ayam Cukup

Menurutnya, setiap akan mendekati hari Natal, akan kebanjiran pesanan dan pastinya mendapatkan keuntungan melimpah, sebab meningkatnya jumlah pembeli baik perseorangan maupun korporasi.

Namun, justru sebaliknya, akibat kondisi berbeda terjadi di tahun ini, daya beli masyarakat berkurang drastis. Sementara itu, salah satu penjual parcel lainnya, Merry juga mengaku hal yang serupa.

Permintaan akan parcel Natal tahun ini cenderung menurun dari tahun lalu. Dia menduga ada penurunan daya beli masyarakat seiring harga kebutuhan pokok yang juga merangkak naik. Namun, Merry tak ingin berspekulasi lebih jauh lagi.

Baca Juga:Peminat Baju Baru Sepi, Omzet Pedagang Berkurang 50 Persen

“Tahun ini sih sepi yang beli. Mungkin gara-gara Natal sekarang kan kondisinya berbeda, di tengah Covid-19 ini. Akibatnya, kebutuhan pokok juga pada ikutan naik. Jadi orang mikir barangkali buat beli parsel, mendingan kasih angpao (amplop) aja,” ucapnya sembari tertawa.

Padahal, ia mengklaim parsel yang dijualnya masih sesuai dengan kantong masyarakat Kota Pematangsiantar. Satu parsel berisi piring dan alat makan dipatok Rp500 ribu hingga jutaan.

Sementara itu, parsel berisi makanan ringan diberi label harga Rp100 ribu hingga Rp350 ribu yang berisikan sereal, biskuit, cokelat, hingga sirup dan minuman kaleng. “Jangan ditanyakan berapa omset yang didapatkan. Yang jelas, omzet berjualan parsel sangat menurun,” ungkapnya.(yetty/hm10)

Related Articles

Latest Articles