14.6 C
New York
Friday, May 3, 2024

Serba-Serbi Proyek di Siantar, Dikeluhkan Warga hingga Gunakan Material Bekas

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Pengerjaan proyek pada penghujung tahun dan musim penghujan di Kota Pematang Siantar menimbulkan serba-serbi yang tidak boleh dipandang enteng, mulai dari dikeluhkan warga hingga menggunakan material bekas dan bahkan ada yang terancam tidak selesai tepat waktu.

Selain dikeluhkan warga karena penempatan material yang terkesan sembarangan atau semrawut dan penggunaan material bekas yang ujung-ujungnya diminta dibongkar dan dikerjakan kembali sesuai Rencana Anggaran Biaya, pengerjaan proyek juga terancam tidak selesai sesuai waktu yang ditentukan.

Berdasarkan pantauan mistar.id pada Senin (26/12/22), sejumlah proyek di Kota Pematang Siantar terancam tidak selesai dikerjakan sesuai waktu yang telah ditetapkan, seperti proyek pembangunan jalan di Kompleks Agape Kecamatan Siantar Marimbun, rehabilitasi drainase di Jalan Seram Atas Kecamatan Siantar Barat, trotoar di Jalan Merdeka dan di sejumlah Sekolah Dasar (SD).

Baca Juga:Kadisdik Siantar Klarifikasi Proyek Disdik Disebut Punya Oknum DPRD Serta Pungutan Fee 30%

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematang Siantar, Kusdianto melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas), Lusamti Simamora yang ditemui di kantor Dinas Pendidikan, menyampaikan bahwa ada 30 paket proyek di dinasnya yang dikerjakan. Dari 30 proyek itu, 3 di antaranya masih ada progresnya yang berada dikisaran 70 persen.

“Dari 30 paket, per hari ini ada 3 paket yang 70 persen. Jadi kubilang tadi, apapun ceritanya itu harus diupayakan diselesaikan tahun ini, kalau gak, risikonya nanti luncuran. Mereka (pemborong) bilang yang penting atap sudah naik, malam pun kami akan kerja, katanya. Main malamlah orang itu, untuk memasang keramik dan mengecat, artinya ditambahilah jam kerjanya,” ungkapnya.

Ke-30 paket proyek di Dinas Pendidikan, kata Lusamti, menggunakan anggaran total sebanyak sekitar Rp4 miliar yang terdiri dari proyek rehab sekolah, pembangunan ruang guru, pembangunan rumah dinas guru, paving blok, pagar dan ada proyek jamban. “Proyek jamban inilah yang rata-rata masih 70 persen itu,” ujarnya.

Baca Juga:Proyek di Siantar Dikerjakan di Akhir Tahun dan Musim Hujan, Apakah Ada Kelonggaran?

Disinggung mengenai proyek yang lainnya, Lusamti bilang, sudah rata-rata 90 persen. “Selebihnya sudah rata-rata 90 persen, ada yang sudah 95 persen, bervariasilah,” ujar Lusamti yang mengaku ikut melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan seluruh proyek di Dinas Pendidikan. Ia juga yakin, bila jam kerjanya ditambahi proyek yang masih 70 bisa selesai dikerjakan tepat waktu.

Selanjutnya, mengenai pengerjaan proyek yang menggunakan material bekas, diakui Lusamti ada yang mencoba-coba untuk menggunakannya. Namun karena memang diawasi degan baik, maka pihak rekanan diminta untuk membongkarnya. “Ada memang yang mencoba-coba, tapi karena kita awasi, kita meminta agar itu dibongkar. Jadi artinya, tidak boleh main-main,” tegasnya.

Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Kota Pematang Siantar, Ali Akbar mengakui proyek belum selesai dikerjakan karena belum waktunya. “Di kontraknya kan memang tanggal 30 (Desember 2022). Itu makanya rekanan dikejar agar selesai sebelum tanggal 30 ini, entah itu manambah tukang atau bagaimana, pokoknya harus selesai sesuai kontrak,” ujarnya.

Baca Juga:Pemborong Diminta Menata Material Proyek yang Ganggu Pengguna Jalan di Siantar

Sementara Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Dedy T Setiawan ketika dikonfirmasi via pesan WA mengenai jumlah dan nilai total anggaran seluruh proyek di dinas PUTR dan berapa yang diperkirakan tidak akan selesai dikerjakan hingga tutup tahun anggaran 2022, hingga berita ini dikirim ke redaksi, pesan belum kunjung berbalas. Telepon pun tak ‘diangkat’.(ferry/hm15)

Related Articles

Latest Articles