17.5 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Ratusan Rekanan Siantar/Simalungun “Menjerit” Dihantam Kenaikan Harga BBM

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) menjelang pelaksanaan proyek-proyek APBD 2022 membuat kalangan kontraktor/rekanan di Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun merasa sangat was-was.

Rekanan paling cemas adalah mereka yang telah terikat kontrak pekerjaan proyek APBD, karena tidak mungkin lagi untuk mundur atau membatalkan kontrak kerjanya. Kalau mundur, konsekwensinya wajib kena denda yang nilainya tidak sedikit.

Kenapa rekanan merasa cemas? Pasalnya, pascakenaikan BBM, material untuk kebutuhan proyek mulai bergerak naik sementara pada saat kontrak harga material sudah disesuaikan dengan harga yang rasional.

Hal itu dikatakan Ketua Badan Pengurus Cabang Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (BPC Gapensi) Siantar/Simalungun Henri Teddy Silalahi, didampingi Ketua Bidang Humas Tumpak Panjaitan menanggapi MISTAR.ID di ruang kerjanya, Kamis (15/9/22).

Baca Juga:Pemkab Simalungun “Berutang” Miliaran Proyek MCK, Nasib Rekanan Tunggu Itikad Baik RHS

“Kenaikan harga BBM tahun ini menjadi pukulan yang sangat berat bagi ratusan rekanan yang bergabung di Gapensi Siantar-Simalungun ini,” jelas Henri Teddy Silalahi.

Menurutnya, waktu yang diambil pemerintah menaikkan harga BBM tahun ini sangat tidak tepat karena BBM dinaikkan pada saat pemerintah daerah sudah, sedang dan akan melaksanakan proyek-proyek APBD 2022.

Paling menyakitkan, katanya, adalah para rekanan yang sudah terlanjur terikat kontrak, di mana harga material pada saat penandatangan kontrak masih harga lama, tapi setelah rekanan terikat kontrak harga-harga material beranjak naik antara 10 hingga 20 persen terkerek naiknya harga BBM.

“Untuk menyikapi ini, kita dari Gepensi akan menyurati pemerintah daerah (Siantar/Simalungun), agar pemerintah bergerak hati membuat kebijakan atau solusi untuk membantu para rekanan agar rekanan tidak berada di posisi yang sangat dirugikan,” katanya.

Baca Juga:Aspekindo Gelar Muskotkab V, ini Harapan Wali Kota Siantar

Dia mencontohkan, harga aspal dari Rp1,9 juta menjadi Rp2 jt/drum, Hotmix dari Rp1.500.000 menjadi Rp1.750.000/ton.

Ketua Gapensi itu memprediksi, harga akan naik lagi setelah proyek-proyek mulai ramai dikerjakan.

Estimasi kenaikan harga, kata dia, bisa mencapai 20 hingga 30 persen setelah proyek ramai menyusul P-APBD dan APBD induk serentak turun dikerjakan.

Sementara, Ketua Bidang Humas Gapensi Siantar/Simalungun Tumpak Panjaitan menjelaskan, lebih pada rasa kekhawatirannya, bahwa pelaksanaan proyek di Kota Pematang Siantar akan terulang seperti kejadian pada masa lalu di mana ketika itu naiknya harga material sangat mencekik leher antara 45 hingga 55 persen.

Baca Juga:Terkait Hasil Monev Realisasi APBD Siantar 2022, Inspektorat Bungkam

Alasannya, karena P-APBD berkemungkinan akan bersamaan dikerjakan dengan APBD induk, selain waktunya akan sangat mepet, kebutuhan material sudah pasti akan meningkat, dan dampaknya material akan sulit didapat karena saling berebut sehingga harga naik tajam yang kenaikannya tidak rasional.

Dia berharap, terhadap proyek-proyek PL (penghunjukan langsung) agar harga satuannya dievaluasi ulang dan dibuat eskalasi harganya, supaya rekanan dapat tertolong.

Kembali pada penjelasan Ketua Gapensi, salah satu solusi yang sangat diharapkan para rekanan yang tergabung di Gapensi adalah agar pemerintah bergerak hati membuat eskalasi harga.

Solusi berikutnya, sambung Ketua Gapensi itu, adalah dengan cara mengurangi volume pekerjaan walau solusi terakhir ini menurutnya sangat riskan untuk dilaksanakan.(maris/hm10)

Related Articles

Latest Articles