16 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Polres Siantar Lakukan Ini untuk Cegah Begal

Simalungun, MISTAR.ID

Untuk mengantisipasi aksi begal muncul dan timbul di Kota Pematang Siantar, Pihak Polres Siantar melakukan berbagai upaya pencegahan. Sebut saja program Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan (KRYD) patroli skala besar, dan berbagai razia-razia yang dilakukan setiap stakeholder Polres Siantar.

“Untuk langkah pencegahan dan antisipasi aksi begal, tentunya kita telah melakukan beberapa program. Mulai dari program KRYD, patroli rutin setiap hari dan kegiatan lainnya,” ucap Kasat Reskrim Polres Siantar AKP Banuara Manurung, Jumat (7/7/23).

Sementara itu, saat dimintai keterangan dari tokoh agama Kota Siantar, Pdt. Dion Ponomban meminta agar pihak kepolisian bisa mencegah terjadinya aksi-aksi begal tersebut.

Karena memang aksi begal yang saat ini sedang marak di Kota Medan, sudah sangat meresahkan, merugikan masyarakat, bahkan menghilangkan nyawa seseorang. Pdt Dion berharap adanya patroli setiap jam untuk memastikan keamanan masyarakat.

Baca juga: LBH Medan Beri Solusi ke Pemerintah, Kepolisian dan Masyarakat Atasi Begal

“Kita berharap adanya patroli rutin. Ya walaupun ini membutuhkan biaya cukup besar. Tetapi kan mau tidak mau, suka tidak suka, seperti harapan presiden, negara kita harus aman,” ucap Pdt Dion saat dihubungi mistar.id, melalui sambungan selulernya.

Untuk Polres Siantar sendiri, Pendeta Dion meminta kepolisian bisa mencegah.

“Diharapkan pihak kepolisian bisa mencegah. Jangan sampai kejadian dulu baru ditangani,” harapnya.

Dampak handphone pengaruhi aksi begal

Aksi begal yang marak terjadi dianggap diklaim sebagai faktor dari penggunaan handphone yang berlebih.

Baca juga: Polrestabes Medan Perbanyak Patroli Begal di Titik Rawan

“Di dalam handphone kebanyakan memainkan game yang mengandung kekerasan,” katanya.

Ditambahkannya, efek game yang mengandung kekerasan itu masuk ke dalam alam bawah sadar para remaja.

“Game-game itu memang permainan. Tapi, permainan kekerasan itu masuk ke alam bawah sadarnya,” jelas pendeta lagi.

Siraman rohani tidak diminati remaja saat ini

Diakui Pendeta Dion, pihaknya sedang mengalami kesulitan untuk mengajak remaja melakukan siraman rohani. Dikatakannya, banyak anak muda yang tidak lagi tertarik dan tidak peduli tentang kerohanian dan iman.

Baca juga: Geram Maraknya Aksi Begal, Edy: Jika Tak Berhenti, Saya Siapkan Satpol PP

“Jadi memang butuh daya tahan Gereja. Butuh ketekunan dari hambah-hambah Tuhan untuk mendampingi remaja-remaja kita agar terhindar dari hal negatif,” paparnya.

Kegiatan positif

Sebagai tokoh agama, Pendeta Dion mengajak tokoh masyarakat dan pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan positif. Misalnya festival olahraga dan lainnya.

“Jadi seharusnya kita, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah, bisa bekerjasama memberikan ruang untuk menemukan jati diri para remaja ini,” ajak Pdt Dion. (Roland/hm20)

Related Articles

Latest Articles