19 C
New York
Saturday, September 28, 2024

Pengamat Ekonomi: Kenaikan Harga Jelang Nataru Tak Terhindari

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Sejumlah komoditas bahan pokok menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) mulai melonjak naik terutama pada komoditas cabai, telur, beras, daging ayam termasuk gula.

Seorang pengamat ekonomi Universitas Simalungun, Darwin Damanik, mengatakan kenaikan harga bahan pokok menjelang Nataru pada saat ini tidak bisa dihindari dan itu disebabkan tingkat permintaan kebutuhan pokok yang meningkat pada masyarakat tidak diimbangi penawaran (stok) barang di pasar.

“Mengapa hal tersebut bisa terjadi karena distribusi barang tidak lancar, bisa juga karena ada kenaikan harga bahan bakunya, bisa juga karena kelangkaan stok di pasar ulah dari spekulan, dan bisa juga karena ada kegagalan panen,” ungkapnya kepada Mistar.id Rabu (6/12/23).

Dampak kenaikan harga barang itu menyebabkan memaksa masyarakat tidak mampu membeli sesuai dengan jumlah kebutuhannya.”Yang harus dilakukan pemerintah adalah memenuhi serta menyediakan stok barang tersebut. Caranya adalah operasi pasar menjelang Nataru dan tindak tegas kepada spekulan, melancarkan jalur distribusi barang di pasar, dan bisa juga melakukan impor barang dari daerah sekitarnya,” pungkasnya.

Baca juga: Harga Komoditas di Medan Merangkak Naik, Cabai Merah Tembus Rp44 Ribu per Kg

Sebelumnya, harga daging ayam mulai beranjak naik. Kenaikan harga ini terpantau di Pasar Tradisional Dwikora, pada Rabu (6/12/23). Kini, harganya tembus Rp. 27.000 per kg.

Pedagang daging ayam, Siti Sinaga mengatakan, harga ayam potong biasanya hanya Rp25.500 per kilogram. Kenaikan ini diduga karena banyaknya permintaan ayam, namun stoknya menipis.

“Kenaikan harga ayam terjadi sejak beberapa hari ini. Namun saat ini harganya terus naik karena stoknya berkurang. Menurut agen, banyak peternak yang mengurangi produksi,” ungkapnya,

Senada juga disampaikan pedagang lain bernama Mak Bunga. Dia menjelaskan dampak dari kenaikan harga gula putih sangat mempengaruhi  omzet pendapatan.

“Harga gula naik, yang tadinya Rp14 ribu sekarang Rp18 ribu. Gak tahu, kurang ngerti, omzet menurun karena harga naik terus daya beli masyarakat berkurang,” ungkap Mak Bunga. (Abdi/hm17)

Related Articles

Latest Articles