Pematang Siantar, MISTAR.ID
Saat ini Kota Pematang Siantar bisa dikatakan berhasil mengendalikan penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Pematang Siantar, Ali Akbar, hal itu dapat dilihat dari penurunan kasus pada sebelumnya hewan ternak di beberapa wilayah di kota ini yang disuspek terkena virus PMK.
“Alhamdulillah, hewan yang sakit PMK semakin menurun di lapangan bahkan sudah tidak ada lagi laporan ditemukannya ternak yang sakit karena PMK,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya yang didampingi Medik Veteriner di DKPP Kota Pematang Siantar, drh. Pinondang Hutabarat, Senin (5/12/22).
Selain itu, ditambahkan drh Pinondang Hutabarat, DKPP Pematang Siantar terus berupaya dengan maksimal melakukan program vaksinasi PMK dilakukan secara efektif hewan ternak untuk menekan laju wabah kian meluas.
Baca juga:Â Cegah PMK, Ternak di Dua Desa Kecamatan Bandar Khalipah Divaksin
Seperti diketahui PMK ini sangat cepat penularannya dan pengendaliannya sangat sulit dan sangat kompleks karena dibutuhkan vaksin serta perlu pengawasan dan lalulintas hewan yang sangat ketat antardaerah.
“Hanya saja, saat ini Lumpy Skin Disease (LSD) sedang menyerang sejumlah hewan sapi di Kota Pematang Siantar. Bentuknya seperti benjolan atau cacar ditemukan di bagian tubuh hewan ternak itu. Tapi tidak berbahaya seperti PMK kemarin,” kata Ali Akbar menimpali ucapan drh Pinondang Hutabarat.
Walaupun LSD tidak menular dan tidak berbahaya, kata Ali, ia mengimbau pemilik peternakan sapi dan kerbau yang mendapati ternaknya terinfeksi LSD agar ataupun ingin divaksin lebih lanjut dari vaksin sebelumnya, agar segera melapor ke DKPP Pematang Siantar.
“Nanti akan diperiksa dahulu, apakah hewan ternak tersebut terinfeksi LSD atau yang lainnya, itu akan diputuskan oleh balai veteriner Regional 1 Medan. Tapi untuk saat ini semuanya masih bisa terkendali,” pungkas Ali Akbar. (yetty/hm09)
