Pematang Siantar, MISTAR.ID
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus Kota Pematang Siantar kembali menggelar aksi turun ke jalan, Kamis (8/9/22). Mereka menuntut pemerintah membatalkan kenaikan harga BBM.
Penyampaian aspirasi para mahasiswa tersebut disambut manis sejumlah pedagang kaki lima (PKL). Mereka memanfaatkan keramaian unjuk rasa di depan kantor DPRD Pematang Siantar untuk meraup sedikit keuntungan dari hari biasa.
Berdasarkan pantauan Mistar.id, tampak sejumlah PKL yang biasa berjualan di Lapangan Merdeka berduyun-duyun menuju kantor DPRD. Dagangan yang paling banyak dibawa para PKL tersebut adalah minuman air mineral, teh botol, biskuit, tisu, dan rokok.
Baca Juga:Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM di Siantar Ricuh, Ini Kata Kapolres
Tentunya para pendemo kelaparan dan kehausan setelah lelah berjalan dan berteriak. Dan hal itu yang coba dimanfaatkan para pedagang.
“Lumayan kalau sedang ada demo, apalagi kalau yang demo itu banyak orangnya,” ujar Robet, salah satu PKL yang mengaku senang jika ada berlangsung unjuk rasa.
Dia juga membeberkan, jika setiap hari ia hanya bisa menjual sekitar 10-15 botol air mineral. Itupun dimulai pagi jam 8 hingga sore di jam 5. Menurutnya, keuntungan dari menjual air mineral lebih banyak daripada menjual rokok.
Baca Juga:Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga BBM di Siantar Ricuh
“Dalam satu botol mineral dapat untung bisa berkisar Rp3.000, saat demo bisa mendapat penghasilan mencapai Rp100 ribu. Jual rokok juga lumayan saat momen beginian. Tapi untungnya sedikit Rp1.000 atau Rp2.000 saja dalam sebungkus,” jelas dia.
Hal yang sama juga disampaikan PKL lainnya, Doni. Pedagang snack dan rokok tersebut memanfaatkan momen demo sebagai ajang penambah keuntungan dari hari biasa.
“Kalau ada demo, pasti lumayan lah penjualan kami. Sekarang susah kalau jualan di sekitar sini, sebab saingan sudah banyak. Kalau ada demo di sekitar sini, kami pun langsung datanglah, mumpung ada kesempatan,” ucap Doni. (yetty/hm14)
