14.7 C
New York
Monday, May 20, 2024

Indeks Resiko Bencana di Kota Siantar Tergolong Rendah, Penting nya Kesadaran Perilaku Menjaga Lingkungan

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pematang Siantar, Agustina Sihombing menyebutkan, bahwa berdasarkan indeks resiko bencana provinsi sumatera utara, kota pematang siantar berada pada level rendah, dengan karakteristik jenis bencana alam yang sering terjadi adalah tanah longsor, banjir dan angin puting beliung.

Dirinya menjelaskan, terjadi bencana banjir dan longsor akhir-akhir ini, tidak terlepas dari tata letak bangunan, atau rumah warga, yang berada di daerah aliran sungai (DAS), ataupun berdempetan dengan jurang dan tebing.

“Banyak yang terdampak bencana itu adalah bangunan yang memang berdiri dekat DAS, dan bangunan yang tidak memiliki space dengan tebing” ucap Kalak BPBD Siantar saat ditemui Mistar.id, di ruang kerjanya, Senin (21/8/23).

Baca juga:Tahun Ini 125 Nagori di Simalungun Akan Jadi Desa Tangguh Bencana

Kalak menerangkan, dengan Topografi kota Pematang Siantar yang memang dikelilingi sungai, terdapat dataran tinggi/berbukit maupun landai, menyebabkan beberapa wilayah rentan terdampak bencana banjir dan longsor.

Terkait bencana banjir yang terjadi di pemukiman masyarakat, dikatakan Kalak, hal tersebut tidak terlepas dari perilaku manusia, yang kurang kesadaran menjaga lingkungan nya sendiri.

Saluran air yang tersumbat ataupun tertutup sampah, selalu menjadi momok menakutkan saat hujan dengan intensitas tinggi melanda, yang menyebabkan air meluap ke rumah masyarakat, yang mengancam keselamatan warga itu sendiri.

“Penyebab banjir ini sering sekali terjadi akibat perilaku manusia nya sendiri, bagaimana tidak, saluran air atau drainase yang seharusnya bebas hambatan, harus tertutup atau tersumbat karena banyak nya sampah” ucap Kalak BPBD Siantar Agustina Sihombing.

Baca juga:Sumut Cenderung Berawan Besok, BMKG Ingatkan Bencana Hidrometeorologis

Harapan kita bersama, hendaknya masyarakat semakin meningkatkan habits/kebiasaan untuk menjaga lingkungan, dengan tidak membuang sampah sembarangan, apalagi di saluran drainase, dan tidak sembarangan mendirikan bangunan, terutama yang terletak disekitar DAS dan daerah tebing, karena semuanya ada aturan.

Meskipun tergolong dalam indeks risiko rendah bencana, justru masyarakat perlu hati hati, terutama dalam menghadapi cuaca ekstrim, seperti el nino yang terjadi saat ini yang diperkirakan masih berlangsung hingga bulan Oktober .

Peran Kelurahan dan RT-RW juga sangat diharapkan untuk bisa semakin aktif, dalam menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat, untuk menjaga lingkungan nya sendiri.

“Harapan kita Kelurahan, RT,RW bisa semakin aktif mensosialisasikan dalam menjaga lingkungan, karena mereka lah yang lebih mengetahui dan mengenal lingkungan dan warganya sendiri” ucap Kalak BPBD. (roland/hm17).

Related Articles

Latest Articles