Dugaan Plagiasi Disertasi, Dosen STT HKBP Siantar akan Laporkan Kolega ke Kemendikbudristek

Baca Juga : Pengamat Pendidikan: Dugaan Plagiat Dosen USI Idealnya Dibawa ke Ranah Hukum

Temuan itu langsung dilaporkan kepada Pdt Dr Hulman Sinaga yang ketika itu menjabat Ketua STT HKBP. “Saya laporkan juga ke kampusnya RT di Yogyakarta dan mereka mengatakan akan diproses,” tuturnya.

Kemudian RT dipanggil pihak kampus. Di sana, dia mengakui jika disertasinya itu merupakan hasil jiplakan dari paper miliknya yang ditulis pada tahun 2002 lalu.

Dewi yang mendapat informasi itu sontak semakin tidak percaya. Sebab, pada tahun 2002, RT masih menjadi mahasiswa STT HKBP tingkat V. “Kan saya dosennya, saya tahu persis bagaimana kemampuan dia itu,” ucap Dewi.

Pun begitu, Dewi tetap membawa pengakuan RT untuk dikonfirmasi kepada mantan mahasiswa pemilik skripsi yang diduga sumber jiplakan disertasi tersebut.

“Saya tanyakan kepada pemilik skripsi ini, apakah dia yang memang menjiplak dari paper si dosen itu. Dia menjawab kalau skripsi itu diambil dari catatan catatan kuliah yang memang sudah lama dia berminat menulis tentang baptisan,” tuturnya.

Baca Juga : Dugaan Plagiat Menerpa Oknum Dosen USI, Masalahnya Dilapor ke Dirjen Dikti

Pemilik skripsi yang saat ini telah menjadi pendeta itu kemudian membuat pakta integritas. Isinya yaitu memastikan bahwa dia tidak menjiplak tulisan di paper RT ketika membuat skripsi.

“Dan itu sudah dikirim ke kampus tempat si dosen itu mengambil S3 nya,” sambungnya.

Selain itu, di internal STT HKBP, Dewi juga telah memperlihatkan skripsi dan disertasi milik RT kepada dosen-dosen. “Sewaktu saya temukan skripsi mahasiswa alumni tahun 2004 sudah foto copy. Seharusnya kan yang asli. Saya hubungi yang punya skripsi ini, saya minta yang aslinya,” jelasnya.

Dewi mengaku kasus ini sangat memalukan, sebab telah mencoreng nama baik lembaga pendidikan. Untuk itu, ia bertekad akan melanjutkan laporannya ke Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)

“Saya pernah diminta langsung oleh dosen itu agar kasus ini tidak ditindaklanjuti, tetapi saya tidak mau. Karena ini memalukan,” pungkasnya.