20 C
New York
Tuesday, July 2, 2024

BPS Catat Angka Kemiskinan di Siantar Turun Menjadi 18.950 Orang

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa angka kemiskinan di Kota Pematangsiantar untuk dua tahun terakhir, yakni 2022-2023 mengalami penurunan sebesar 0,64 persen.

Kepala BPS Kota Pematangsiantar, Zulfan mengatakan angka itu diperoleh berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Kondisi perekonomian nasional yang kurang stabil turut mempengaruhi penduduk rentan menjadi miskin.

“Pada tahun 2022 angka kemiskinan di Kota Pematangsiantar sebesar 7,88 persen, dan tahun berikutnya menjadi 7,24 persen (turun sekitar 0,64 persen),” sebut Zulfan saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (2/7/2024).

Ia merinci, dari jumlah penduduk yang tercatat di tahun 2022 sebanyak 274.056 jiwa terdapat orang yang masuk dalam kategori miskin sebanyak 20.530. Sementara tahun berikutnya dengan jumlah penduduk 274.838 jiwa terdapat 18.950 orang yang berkategori miskin.

Baca juga: 3 Tahun Terakhir Jumlah Penduduk Miskin di Simalungun Menurun

Kategori miskin, menurutnya, adalah apabila orang yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita di bawah garis kemiskinan. Untuk Kota Pematangsiantar sendiri, garis kemiskinan tercatat mengalami kenaikan per tahunnya.

“Tahun 2022 sebesar Rp631.886 dan tahun 2023 sebesar Rp670.183,” katanya.

Zulfan memapar, kemiskinan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Di antaranya tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, kondisi geografis.

“Selanjutnya standar kehidupan atau kebutuhan minimal itu juga berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya, tergantung kebiasaan/adat, fasilitas transportasi dan distribusi serta letak geografisnya,” katanya.

“Pengendalian inflasi juga sangat penting dalam menjaga penduduk yang berada di atas garis kemiskinan agar tidak jatuh ke bawah garis kemiskinan,” sambungnya.

Baca juga: Tekan Angka Kemiskinan di Simalungun, Dinsos Berencana Salurkan Modal Bagi Pelaku UMKM

Selain jumlah dan persentase penduduk miskin, Zulfan menambahkan, indikator lainnya yang juga sangat penting untuk melihat kemiskinan di suatu daerah adalah kedalaman dan keparahan kemiskinannya.

Kedalaman kemiskinan menggambarkan gap atau rata-rata selisih pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan keparahan kemiskinan menunjukkan variasi selisih pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.

“Data 2023, indeks kedalaman kemiskinan di Kota Pematangsiantar sebesar 1 persen, turun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 1,4 persen. Sementara indeks keparahan kemiskinan pada tahun 2023 sebesar 0,20 persen, mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya dari angka 0,22 persen,” paparnya.

Zulfan juga mengklaim, angka kemiskinan pada tahun 2021 sebesar 8,52 persen. Ia berharap data pihaknya itu dapat menjadi sinyal bagi Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar untuk mendorong dalam optimalisasi dan percepatan penurunan angka kemiskinan di tahun 2024. (jonatan/hm17)

Related Articles

Latest Articles