10.1 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Apotek di Siantar Setop Jual Obat Sirup Unibebi Imbas Tercemar EG

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Hasil penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah diumumkan bahwa salah satu obat sirup yang disita lantaran mengandung cemaran etilen glikol (EG) yang diduga menjadi penyebab gagal ginjal akut (acute kidney injury/AKI) pada anak-anak di Indonesia, adalah obat sirup Unibebi.

Imbas adanya cemaran etilen glikol (EG) pada obat sirup Unibebi yang melebihi ambang batas, BPOM sudah menetapkan obat sirup tersebut dilarang dan ditarik dari peredaran.

Amatan MISTAR.ID pada Kamis (3/11/22) di 5 apotek yang berada di beberapa wilayah Kota Pematang Siantar menyatakan tidak menjual lagi obat sirup Unibebi. Para apotek tersebut serentak menyatakan tidak menjual obat sirup Unibebi kepada konsumen sejak BPOM melarangnya.

Baca juga: Menkes RI: Keracunan Obat Jadi Faktor Risiko Terbesar Gagal Ginjal Akut Anak

“Untuk obat sirup Unibebi, kita sudah dilarang dulu untuk menjual obat sirup itu pada konsumen. Katanya mengandung apa gitu, yang mengakibatkan tidak baik untuk dikonsumsi oleh anak-anak,” ujar salah satu penjaga apotek Jalan Sisingamangaraja ini, yang sering disapa Mitha.

Tak jauh beda dengan Mitha, Indah salah satu penjaga apotek Jalan MH Sitorus pun menyatakan hal yang sama. Dia menjelaskan bahwa obat sirup Unibebi itu ada dalam kandungan nya yang dianggap berbahaya.

“Selain kami baca di media sosial, pimpinan kami juga bilang sama. Kami dilarang untuk menjual obat sirup sementara ini. Sebagai gantinya kami sarankan untuk minum obat berbetuk tablet. Jika sirup, kami tidak berani dulu,” katanya.

Dikatakannya, obat sirup Unibebi dan sirup paracetamol yang diungkapkan pemerintah ada mengandung bahan berbahaya, langsung ditarik oleh pihak penyuplai barang. Artinya barang retur atau dikembalikan kepada penyuplai barang.

Baca juga: Menkes: Kasus Gagal Ginjal Akut Sudah Turun Drastis

Wanita berparas putih dan berkacamata tersebut menjelaskan, bahwa barang yang dinyatakan pemerintah tidak bisa dikonsumsi pada masyarakat, langsung ditarik mereka (penyuplai-red).

“Kamipun tidak berani macam-macam. Gak taulah ya apotek lainnya. Sebab ini menyangkut nyawa. Kita tunggu saja keputusan pemerintah,” tukasnya dan langsung pergi melayani konsumen yang ingin membeli obat di salah satu apotek di Jalan Sutomo. (yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles