17.7 C
New York
Friday, May 17, 2024

Akademisi USI: Indonesia Butuh Kurikulum Pendidikan Permanen, Konsisten dan Sustainable

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Dosen Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Simalungun (USI), Bizmar Sibuea menilai, Indonesia butuh kurikulum pendidikan yang permanen, konsisten dan sustainable dalam memaknai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024.

Menurut dia, bukan kurikulum uji coba yang hampir setiap periode pemerintahan berganti-ganti. Dia menuturkan, pemerintah pusat juga harus memahami bahawa situasi dan kondisi di pusat sangat jauh berbeda dengan di daerah.

“Sehingga implementasi setiap sistem dan regulasi di pusat tidak serupa dengan di daerah. Maka pemerintah pusat sebelum memberlakukan sistem atau pun perubahan kurikulum mungkin perlu data yang valid dari daerah-daerah,” ujarnya kepada mistar.id, Kamis (2/5/24).

Baca juga:PGRI Ingatkan Prabowo Tak Mudah Ubah Kurikulum Pendidikan

Lanjutnya, sistem dan kurikulum yang diberlakukan adalah bisa disesuaikan di seluruh pelosok negeri ini, terkhusus pada program kampus mengajar yang sangat rentan dengan mispractice.

Ia berharap, di pemerintahan berikutnya sistem dan kurikulum pendidikan Indonesia adalah bisa diadopsi oleh seluruh sekolah, maupun Perguruan Tinggi di seluruh pelosok negeri, dengan tujuan dan target yang rasional untuk dicapai.

Selain itu, Bizmar mendorong perlu terus dilakukan pemerataan kesempatan pendidikan dan kemudahan akses pendidikan memaknai Hardiknas.

Baca juga:Kurikulum Merdeka Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

“Tidak ada orang yang tidak bersekolah di Indonesia dan harus dipermudah. Jika di tempat terpencil tidak ada akses, harus dibangun sarana prasarana. Itu menjadi fokus membangun pendidikan di Tanah Air,” jelasnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, angka partisipasi sekolah di Kota Pematangsiantar pada 2020 untuk usia 7-12 tahun mencapai 99,11 persen atau turun dibandingkan 2018 mencapai 99,77 persen.

Sedangkan usia 13-15 tahun pada 2020 mencapai 84,29 persen atau naik dibandingkan 2018 mencapai 82,96 dan usia 16-18 tahun pada 2020 mencapai 53,20 persen atau turun dibandingkan 2018 mencapai 76,68 persen. (abd/hm16i)

Related Articles

Latest Articles