MISTAR.ID
Marc Marquez dan timnya harus menghadapi masalah saat akan berangkat ke India untuk mengikuti ajang MotoGP India 2023. Marc diketahui gagal terbang dari Madrid, Spanyol ke India, meski bagasinya sudah diizinkan dan telah sampai di India terlebih dahulu.
“Kemudian mereka menelepon supervisor dan dia mengizinkan pendaftaran bagasi saya, tetapi tidak ada jaminan jika saya bisa berangkat. Itu terjadi hanya 25 menit sebelum keberangkatan. Bagasi saya tiba, tetapi setengah dari tim kami tidak bisa terbang,” kata Marquez dalam sebuah wawancara, Kamis (21/9/23).
Ini tidak hanya terjadi pada Marquez. Seorang anggota KTM Red Bull, Tex Geissler juga nyaris gagal terbang dari Munich, Jerman, karena masalah visa.
“Tidak ada visa hingga saya check-in di bandara Munich. Kemudian visa datang. Saya kembali untuk check-in dan berhasil meyakinkan mereka untuk membawa saya,” ujarnya.
Baca juga: Marquez dan Joan Mir Tak Bersabar Adu Cepat di MotoGP India 2023
Selain masalah visa, ada beberapa masalah lain yang mewarnai persiapan MotoGP India 2023. Salah satunya adalah perilaku masyarakat India yang suka tidur di tempat umum. Oleh karena itu, Dorna dan IRTA meminta semua tim untuk mengamankan ruangan di hotel, kantor tim, dan ruang ganti di paddock pada malam hari, karena seringkali ada orang India yang tidur di sana.
Masalah lainnya adalah harga akomodasi yang tinggi dan biaya layanan antar-jemput yang mahal. Honda, misalnya, harus membayar 28 ribu Euro (sekitar Rp458,4 juta) untuk layanan antar-jemput, sedangkan tim kecil seperti PrustelGP setidaknya harus membayar 8 ribu Euro (sekitar Rp130 juta).
Sirkuit Internasional Buddh sebelumnya pernah menjadi tuan rumah balapan Formula 1 antara tahun 2011 hingga 2013. Namun, CEO Formula 1, Stefano Domenicalli, memutuskan untuk tidak mengadakan balapan di India lagi karena masalah birokrasi yang rumit, masalah bea cukai, dan pajak. (mtr/hm20)
