139 Hektare Sawah Gagal Panen di Padangsidimpuan, Petani Merugi Rp14 Miliar


Salah satu lokasi pertanian yang mengalami kerusakan akibat banjir. (f:asrul/mistar)
Padangsidimpuan, MISTAR.ID
Musibah banjir dan longsor yang melanda lima kecamatan di Kota Padangsidimpuan sejak Kamis (14/3/2025) malam menyisakan duka mendalam bagi para petani.
Sebanyak 139,66 hektare lahan sawah dipastikan gagal panen akibat terendam banjir dan tertimbun material longsor dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp14 miliar.
Data dari Dinas Pertanian (Distan) Kota Padangsidimpuan mencatat, bencana tersebut menghantam sedikitnya 10 titik lahan pertanian, mulai dari kerusakan ringan hingga rusak berat.
Salah satu desa yang paling parah terdampak adalah Desa Bargot Topong di Kecamatan Padangsidimpuan Batu Nadua, bahkan dilaporkan hanyut akibat derasnya arus air dan longsoran tanah.
Selain itu, wilayah yang terdampak parah meliputi Kecamatan Padangsidimpuan Batu Nadua (Desa Pudun Jae, Desa Bargot Topong, dan Desa Simirik). Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru (Desa Sabungan Jae, Desa Lembah Lubuk Manik, dan Desa Hutaimbaru). Kecamatan Padangsidimpuan Selatan (Kelurahan Silandit, dan Kelurahan Stamiang). Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu, dan Kecamatan Padangsidimpuan Utara (Kelurahan Batang Ayumi Jae)
“Sebanyak 139,66 hektare lahan sawah terendam air bercampur material longsor seperti pasir, batu, dan lumpur. Ini sangat mengkhawatirkan karena 10 saluran irigasi rusak berat, membuat 574 hektare lahan sawah lain terancam gagal panen juga,” ucap Kepala Dinas Pertanian Kota Padangsidimpuan, Edi Darwan, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (8/4/2025).
Pihaknya mengaku telah melaporkan kerusakan tersebut ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) dan Kementerian Pertanian (Kementan). Harapan besar kini disandarkan kepada perhatian dan bantuan dari pemerintah pusat, agar petani bisa kembali bekerja dan menata ulang siklus tanam mereka.
“Kita hanya bisa berharap pemerintah pusat segera turun tangan. Saat ini, para petani sedang terpukul dan butuh solusi cepat. Kami tetap bersabar dan terus berupaya,” tutur Edi. (asrul/hm25)