Jalan Simpang Tiga SM Raja di Padangsidimpuan Selalu Rusak Parah
Terlihat kendaraan roda empat melaju perlahan di atas ruas jalan Simpang Tiga SM Raja, Kelurahan Stamiang, akibat genangan air dan lubang besar di jalan. (f:asrul/mistar)
Padangsidimpuan, MISTAR.ID
Kondisi ruas jalan Simpang Tiga SM Raja di Kelurahan Stamiang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, terus menjadi sorotan warga. Hampir setiap tahun, jalan ini mengalami kerusakan yang parah, sehingga mengganggu aktivitas pengendara, terutama saat hujan yang menyebabkan genangan air di jalan berlubang.
Kerusakan jalan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab Kota Padangsidimpuan, tetapi juga melibatkan ruas jalan nasional yang menjadi jalur utama lintas Sumatera. Dengan lebar kerusakan mencapai 3 meter, panjang 4 meter, dan kedalaman lubang sekitar 15 cm, kondisi ini membuat pengguna jalan harus ekstra hati-hati, terutama kendaraan roda empat atau lebih.
Akibat kerusakan yang terus terjadi, kemacetan menjadi pemandangan biasa di kawasan ini. Banyak kendaraan berat yang harus melaju perlahan untuk melewati jalan berlubang, sementara kendaraan lain terpaksa menunggu giliran, sehingga menambah parah arus lalu lintas di persimpangan tersebut.
“Ruas jalan Simpang Tiga SM Raja ini sebagian merupakan jalan Kota Padangsidimpuan yang bertemu dengan jalan nasional. Namun, kondisi persimpangan yang selalu dilewati kendaraan berat membuat jalan mudah rusak,” ungkap Kepala Bidang Bina Marga Kota Padangsidimpuan, Addi saat dihubungi Jumat (24/1/25).
Addi menjelaskan, Dinas PUPR Kota Padangsidimpuan sebenarnya rutin melakukan perbaikan pada ruas jalan ini. Namun, perbaikan yang dilakukan tidak bertahan lama karena intensitas kendaraan berat yang melintasi jalan tersebut setiap hari.
“Setelah diperbaiki, biasanya jalan hanya bertahan paling lama dua bulan, karena mobil-mobil berat dengan rata-rata di atas enam roda terus melintas,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa kondisi serupa terjadi di empat titik jalan utama lainnya di wilayah Padangsidimpuan. Semua titik ini mengalami kerusakan rutin setiap tahun akibat tekanan kendaraan berat yang melintas tanpa henti. (asrul/hm25)