14.6 C
New York
Friday, May 3, 2024

Tourism Fund Jadi Ajang Promosi Budaya Batak

Toba, MISTAR.ID

Sekretaris Daerah (Sekda) Toba Augus Sitorus sangat antusias dengan Indonesia Tourism Fund yang akan ditetapkan pemerintah pusat untuk meningkatkan event-event dalam mempromosikan pariwisata khususnya Kabupaten Toba, salah satu kabupaten yang diberi label Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

Belum lama ini, Presiden Jokowi memberikan amanat kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno untuk membentuk Indonesia Tourism Fund, melalui event internasional akan mampu mendongkrak kunjungan pariwisata ke Indonesia dan ditargetkan tahun 2024 akan mulai berjalan.

Diketahui, Indonesia Tourism Fund adalah satu cara untuk mendukung penyelenggaraan event promosi pariwisata dan nation branding atau peningkatan citra Indonesia di mata dunia.

Agus Sitorus mengatakan, Pemerintah Kabupaten Toba siap menyambut Tourism Fund dan berharap besar dapat menjual pariwisata dari Biodiversity Geodiversity khususnya kekayaan Culture (budaya) Batak yang harus di gali lebih dalam.

Baca Juga : Menjual Pariwisata Toba Butuh Dukungan Filosofi Culture Gorga Batak

Semakin banyak event internasional yang diselenggarakan di Danau Toba terlebih Kabupaten Toba sebagai tuan rumah penyelenggara, tentunya promosi hayati dan budaya yang dimiliki masyarakat Batak memiliki potensi diketahui masyarakat domestik dan mancanegara melalui pameran dan pagelaran yang dihelat.

“Kepada dinas terkait sudah ditekankan untuk menggali sekecil apapun secara detail budaya Batak dengan mengumpulkan narasumber budayawan yang ada di Toba,” ujarnya, Rabu (6/12/23).

Dikatakannya, pokok-pokok pikiran dari seluruh budayawan akan ditampung, selanjutnya dikompilasi menjadi satu kesatuan yang menyimpulkan seluruh budaya Batak ke dalam sebuah buku seperti turiturian (Storytelling ), dogma dan ragam falsafah yang sudah diturunkan turun temurun.

“Batak, sejak dilahirkan hingga meninggal sudah mendapat lebel memiliki budaya. Ketika lahir sudah diberikan adat sampai menikah untuk selalu menghormati setiap mahkluk ciptaan Tuhan yang dirangkum dalam falsafah ‘Dalihan Natolu’ yang wajib dilaksanakan dalam setiap acara kebudayaan,” tutur Agus.

Baca Juga : Keunikan Biodiversity Geodiversity dan Culture Potensi Besar Industri Pariwisata Toba

Sambung Augus, suku Batak memiliki silsilah untuk menghindari kekeliruan dalam menentukan garis keturunan, secara pasti mengetahui masih ada hubungan darah meskipun sudah puluhan generasi dengan adanya ‘Marga’.

“Kendati masih ada kekurangan, leluhur terdahulu tidak membuat buku pustaka, merangkum semua kekayaan falsafah Batak, untuk melakukan hal tersebut sangat memungkinkan karena Batak memiliki aksara sendiri dan kesempurnaannya sudah teruji. Sehingga kebudayaan Batak yang kaya hanya diturunkan melalui kata petuah dalam bahasa Batak disebut Poda kepada lintas generasi,” ucapnya.

Related Articles

Latest Articles