10.5 C
New York
Friday, October 11, 2024

Tekan Angka Kelahiran, Pemkab Tapteng dan TNI Gelar Pencanangan Baksos Pelayanan KB MOW

Tapteng, MISTAR.ID

Dalam rangka akselerasi pencapaian target kinerja program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), serta penurunan angka stunting di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Pemkab setempat dan TNI gelar pencanangan bakti sosial (baksos) Pelayanan KB Kontap Wanita (MOW).

Ini dalam rangka momentum TNI Manunggal-Bangga Kencana-Kesehatan, dan penguatan peran serta organisasi kemasyarakatan dan mitra kerja dalam pelaksanaan pelayanan dan pembinaan kesertaan ber-KB.

Kegiatan itu dibuka secara resmi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tapteng Erwin Hotmansah Harahap di Gedung Panca Prima Pandan, pada Kamis (5/9/24).

Baca juga:Harganas, Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor Digalakkan di Asahan

Dalam sambutannya, Erwin mengatakan, pelaksanaan KB Kontap ini perlu dilaksanakan untuk menekan angka kelahiran karena semakin tingginya tingkat kelahiran masyarakat, tetapi lapangan pekerjaan sedikit yang otomatis bisa mempengaruhi pangan tidak tercukupi dalam keluarga.

“Jumlah penduduk di Kabupaten Tapteng cukup besar, makanya kami berharap semoga pelaksanaan program Bangga Kencana Keluarga Berencana TNI Manunggal KB Kes dapat berjalan dengan baik,” harapnya.

Dipaparkan Erwin, program Bangga Kencana yang merupakan jargon BKKBN, sejatinya merupakan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Salah satu target kinerja BKKBN yaitu menurunkan Unmet Need ber-KB hingga mencapai 7,5% pada akhir tahun 2024. Unmet Need adalah kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi, merupakan persentase perempuan kawin yang tak mau memiliki anak lagi, atau ingin menjarangkan kelahiran tetapi tanpa memakai kontrasepsi.

Baca juga:Bupati Taput Tinjau Pelaksanaan Operasi KB Bagi 47 Peserta

“Pendampingan calon akseptor KB serta peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB mutlak diperlukan. Selain AKI, dampak dari tingginya Unmet Need yaitu kasus stunting pada balita. Isu penurunan stunting menjadi salah satu prioritas pemerintah, mengingat bahwa stunting merupakan ancaman terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Tapteng. Makanya harapan kami hendaknya agar jangan banyak anak kalau ekonomi tidak baik, untuk menghindari pemenuhan kebutuhan nutrisinya agar tak terjadi stunting,” sebutnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kadis PP dan KB Kabupaten Tapteng, Sondang Rosmauli Malau menyampaikan, rancangan rencana strategis (renstra) BKKBN 2020-2024 yang harus dicapai di antaranya adalah menurunnya angka kelahiran total/Total Fertility Rate (TFR) dapat mencapai 2,1 pada tahun 2024, dan meningkatnya angka prevalensi pemakaian kontrasepsi modern/Modern Contraceptive Prevalence Rate (MCPR) 63,41 persen.

Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/Unmet Need 7,40 persen pada tahun 2024, dan menurunnya angka kelahiran menurut kelompok umur 15- 19 tahun/Age Specific Fertility Ratio (ASFR) 15-19 tahun, dengan target 18 per 1.000 kelahiran pada tahun 2024.

“Pendekatan pengelolaan program KB yang terfokus pada isu kesehatan dan hak reproduksi diperlukan sesuai dengan perkembangan zaman. Karena itu, yang perlu dicegah bukan semata-mata kehamilan, tapi kehamilan yang berisiko. Untuk itu perlu pendekatan integratif pelayanan KB dengan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya, di mana selain meningkatkan cakupan pelayanan KB juga menekankan pada peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan melalui fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan,” jelas Sondang.

Dalam kegiatan juga diberikan makanan gizi tambahan bagi 23 anak terkena stunting yang berasal dari Forum CSR Tapteng. (feliks/hm16)

Related Articles

Latest Articles