“Jalan provinsi yang rusak di Siantar – Simalungun pasti kita perjuangkan. Cuma memang kan prioritasnya dulu isu yang kencang itu jalan (perbaikan) Siantar – Pematang Raya, Siantar – Tanah Jawa, Siantar – Batu Bara. Kita paham dapil 10 itu kompak dan komit meminta alokasi (perbaikan) paling besar,” paparnya.
Politisi Gerindra itu menyebut Rp2,7 triliun tersebut tidak bisa menyelesaikan semua perbaikan jalan yang ada di Siantar – Simalungun. Untuk itu, dia berharap kepada masyarakat agar senantiasa bersabar.
“Kita dorong lagi, kita lihat sekarang kondisinya itu ya. Artinya memang dari anggaran Rp2,7 triliun itu, alokasi kita untuk Siantar Simalungun itu sudah luar biasa besar. Tapi ruas jalan provinsi di daerah Siantar Simalungun cukup panjang,” tandasnya.
Baca juga :Â Jalan yang Menghubungkan Tiga Desa di Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Simalungun, Rusak Parah
Sebagaimana dihimpun, panjang ruas jalan yang masuk dalam proyek multi years Rp2,7 triliun berstatus jalan provinsi di Kabupaten Simalungun tercatat 217,68 kilometer, yakni ruas Siantar – Pematang Raya sepanjang 27,3 kilometer, Pematang Raya – Tigarunggu sepanjang 16,9 kilometer, Saribudolok – Saran Padang sepanjang 20,7 kilometer, Sondi Raya – Perbatasan Simalungun (Kabupaten Karo) sepanjang 33,1 kilometer.
Selanjutnya, ruas jalan Siantar – Kerasaan sepanjang 26 Kilometer, Kerasaan – Perdagangan sepanjang 12,5 kilometer, Siantar – Tanah Jawa sepanjang 15,5 kilometer, Tanah Jawa – Asahan sepanjang 16,9 kilometer, Simpang Raya – Sipintuangin sepanjang 30,18 kilometer, Perdagangan – Bandar Masilam sepanjang 18,80 kilometer.
Sebelumnya, Kepala Desa (Pangulu) Nagori Saran Padang, Robinson Tarigan menegaskan jalan provinsi di Nagorinya itu tidak pernah mengalami perbaikan 2 dekade lamanya. Padahal jalan itu jalur penghubung ke Kabupaten Deli Serdang, ke Kabupaten Karo hingga ke Kota Medan sebagai roda perekonomian petani setempat. (jonatan/hm18)
