12.1 C
New York
Tuesday, May 14, 2024

Positif Covid-19 di Sumut Tembus 1.024 Orang

Medan, MISTAR.ID

Jumlah penderita positif Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) kini telah mencapai 1.024 kasus. Artinya dibandingkan data sebelumnya, kembali terjadi peningkatan sebanyak 31 kasus baru.

Hal ini diungkapkan Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Sumut, Mayor Kes dr Whiko Irwan berdasarkan update data yang terkonfirmasi, Jumat (19/6/2020) sore.

“Jumlah penderita positif kembali naik dari 993 menjadi 1.024 orang,” ungkapnya.

Sementara itu, sambung dia, untuk orang dalam pemantauan (ODP), kata dia, juga terjadi peningkatan 885 menjadi 899 orang. Kemudian pasien dalam pengawasan (PDP) naik dari 159 menjadi 177. Sedangkan yang meninggal dunia masih tetap diangka 67 orang.

Baca Juga:Penularan Covid-19 pada Anak-anak di Sumut Capai 3,6 Persen

“Untuk pasien sembuh juga terjadi kenaikan dari 233 menjadi 249 penderita. Karenanya, kita patut bersyukur penderita yang sembuh terus terjadi peningkatan. Hal ini menunjukkan usaha dari Gugus Tugas untuk mengobati penderita covid agar tercapai kesembuhan,” jelasnya.

Disamping itu, Whiko juga menyampaikan, penambahan penderita Covid-19 positif ini terjadi di Kota Medan sebanyak 17 orang. Selanjutnya Pematang Siantar satu orang, Deliserdang empat orang, Simalungun empat orang, Batubara satu orang, Gunung Sitoli satu orang dan domisili tidak diketahui tiga orang.

“Saat ini tercatat untuk RS darurat rujukan Covid-19, di RS Martha Friska Multatuli merawat 73 pasien, dan RS GL Tobing sebanyak 60 pasien,” terangnya.

Baca Juga:Normal Baru Sumut Dijadwalkan 1 Juli 2020, Gubsu Minta Pemprov Sumut Ekstra Hati-hati

Whiko mengutarakan, menjelang pelaksanaan new normal di Provinsi Sumut, pandemi Covid-19 masih terus berlangsung. Berakhirnya pandemi ini baru apabila ditemukannya vaksin yang sesuai untuk Covid-19 di Indonesia, atau seluruh masyarakat Sumut telah imun secara alami terhadap virus corona ini.

“Vaksin adalah bibit penyakit dalam hal ini anti gen virus atau virus corona yang sudah dilemahkan dan digunakan untuk menstimulasi imunitas tubuh manusia tanpa menimbulkan gejala klinis penyakit. Vaksin dapat digunakan pada orang beresiko tinggi dan memiliki komorbid terhadap serangan Covid-19, sehingga dapat digunakan secara luas ke masyarakat,” tuturnya.

Untuk menanggulangi virus corona, ujar Whiko, setidaknya 2/3 masyarakat harus divaksin. Namun realitanya saat ini, vaksin masih dalam tahap pengembangan, dan perusahaan farmasi nasional yang mengembangkan ini masih dalam tahap uji klinis dan belum bisa digunakan untuk masyarakat luas.

Beberapa hambatan yang menyebabkan vaksin lama dalam produksinya, papar Whiko, antara lain, karena vaksin harus benar-benar menimbulkan imunitas terhadap strain virus corona yang ada di Indonesia.

Vaksin juga harus melalui beberapa uji klinis yang membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan tahunan untuk memastikan keamanannya digunakan pada manusia tanpa menimbulkan gejala klinis penyakit dan tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Kemudian vaksin harus diproduksi dalam jumlah besar yang dan membutuhkan bahan baku yang banyak serta biaya yang besar.

“Kekebalan tubuh atau imunitas alamiah tubuh bisa didapatkan bila yang bersangkutan pernah terpapar virus corona atau anti gen corona yang masuk dalam tubuhnya menimbulkan respon imunitas dengan membentuk immunoglobulin M dalam waktu tujuh hari. Selanjutnya membentuk immunoglobulin G untuk imunitas jangka panjang,” bebernya.

Namun yang menjadi perhatian, tambah Whiko adalah virus corona akan menyebabkan gejala klinis terhadap sebagian orang yang rentan seperti demam, batuk dan sesak, bahkan menimbulkan gejala yang berat terhadap lansia dan berpenyakit kronis.

Untuk itulah, imbuh dia, langkah yang terbaik saat ini, adalah memutus rantai penularan virus corona di wilayah Sumut.

“Roda kehidupan harus terus berjalan, keluarga kita di rumah juga membutuhkan makan, sehingga kita harus bekerja mencari nafkah. Namun pada saat pandemi ini kita bisa tetap bekerja dengan aman tanpa tertular corona apabila kita melaksanakan protokol kesehatan,” pungkasnya. (anita/hm01)

Related Articles

Latest Articles