Toba, MISTAR.ID
Kasus pelecehan seksual terhadap anak dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang terjadi di Kabupaten Toba dalam dua tahun terakhir terus meningkat. Semakin memprihatinkan karena pelakunya adalah orang-orang terdekat korban.
Menanggapi hal itu, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Perlindungan Perempuan dan Anak (PMD PPA) Toba, Hendry Silalahi mengatakan pihaknya telah melakukan sosialisasi untuk pencegahan sejak lama.
“Kami telah membuat surat edaran ke seluruh elemen masyarakat termasuk itu ke gereja, ke lembaga-lembaga di Kabupaten Toba,” ucapnya saat dikonfirmasi mistar.id di kantornya, Rabu (6/9/23) sekira pukul 13.15 WIB.
Lanjutnya, pencegahan tidak cukup dilakukan dari pihak pemerintah. Tetapi, masyarakat, khususnya orang tua dan kelembagaan-kelembagaan yang ada di desa. Tidak terkecuali lembaga adat.
Baca juga:Â Tuduhan Pelecehan Seksual Bocah SD Dinilai Fitnah, Penasihat Hukum Siapkan Prapid
“Lembaga-lembaga yang dibentuk oleh Kepala Desa ini semuanya harus berperan sebenarnya. Lembaga dapat mengimbau dan memberikan edukasi,” terangnya.
Dari sisi keluarga, menurut Hendry, komunikasi antara orang tua dengan anak dan sebaliknya harus lebih ditingkatkan.
“Di masa lampau, kita lihat dalam budaya batak itu keluarga berkumpul saat makan bersama di satu meja. Kemudian satu orang memimpin doa, setelah itu ada renungan. Setelah itu ada juga masukan-masukan dari orang tua membina anaknya. Bagaimana mengarahkan anak ini. Hal seperti ini perlu dilakukan lagi karena sekarang sudah jarang terjadi,” paparnya.
