12.1 C
New York
Tuesday, May 14, 2024

Persoalan Pangan Global Pengaruhi Inflasi di Sumatera Utara

Medan, MISTAR.ID

Isu pangan menjadi salah satu permasalahan global yang juga mempengaruhi Sumatera Utara (Sumut), terutama karena dalam konteks kontribusinya terhadap inflasi melalui kenaikan harga.

Hak itu diungkapkan Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hassanudin saat menjadi pembicara utama dalam Seminar Nasional tentang Ketahanan Pangan yang diselenggarakan oleh Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) di Ballroom Bank Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, pada Sabtu (14/10/23).

Hassanudin mengatakan, Sumut memiliki potensi pertanian yang sangat besar yang bisa berperan penting dalam mencapai ketahanan dan kedaulatan pangan.

Baca Juga: Simalungun Tak Lagi Jadi Lumbung Padi Gara-gara Irigasi Banyak Rusak

“Sumut memiliki wilayah yang luas, baik daratan maupun lautan. Jika dikelola dengan baik, Sumut dapat memenuhi kebutuhan pangan sekitar 15 juta penduduknya. Luas wilayah daratnya mencapai sekitar 72 juta hektar, dengan lahan sawah seluas 348.000 hektar dan lahan kering sekitar satu juta hektar,” kata Hassanudin dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/10/23).

Dalam konteks ketahanan pangan, terdapat dua isu utama yang perlu diperhatikan di Sumut. Pertama, harga-harga pangan yang bergejolak, terutama beras sebagai sumber pangan utama yang berkontribusi signifikan terhadap inflasi, mencapai 0,64% pada bulan September 2023. Kedua, masih belum semua komoditas pangan mencapai swasembada.

Indeks ketahanan pangan Sumut mengalami penurunan dari 78,3 pada tahun 2021 menjadi 71,22 pada tahun 2022. Ini perlu menjadi perhatian bersama, karena indeks tersebut mencakup aspek-aspek seperti ketersediaan, keterjangkauan, keamanan, dan keberlanjutan pangan.

Dalam upaya mencapai ketahanan dan kedaulatan pangan, Pemprovsu telah menerapkan berbagai kebijakan dan program, termasuk program intensifikasi dan ekstensifikasi untuk meningkatkan swasembada beras.

Related Articles

Latest Articles