22.6 C
New York
Monday, July 1, 2024

Pelaku Wisata Toba Harus Lebih Kreatif Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan

Toba, MISTAR.ID

Struktur alam di Kabupaten Toba sudah terbentuk dengan segala nuansa keindahan terbilang sempurna untuk tujuan pariwisata, bentangan danau yang luas dikelilingi gunung, sehingga dapat menyejukkan setiap mata memandangnya.

Untuk menyeimbangkan atau menyempurnakan nuansa indah itu, dibutuhkan karya-karya kreatif =, sehingga kepuasan wisatawan terwujud lebih sempurna.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Ekonomi Kreatif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Toba, Patar Harianto Marpaung, sektor pariwisata sudah seharusnya berdampak terhadap ekonomi masyarakat, apabila secara serius menggeluti dan memahami bidang kepariwisataan terlebih bagi pelaku-pelaku wisata sendiri.

Baca juga:Founder Hospitality Tourism Indonesia: Pelaku Usaha Pariwisata Dituntut Mampu Jadi ‘Parhobas’

Diterangkan,  sekitar 17 poin sub sektor bidang ekonomi, kreatif dan 5 di antaranya sudah mampu untuk mendongkrak kunjungan pariwisata melalui kolaborasi seluruh stakeholder di Kabupaten Toba antara pemerintah, bisnis, komunitas, akademis, serta jurnalis dengan media massanya untuk mengembangkan sisi kriya, kuliner, seni pertunjukan, fashion dan photography.

Patar mengatakan, Kabupaten Toba memiliki seluruh potensi pariwisata yang pantas dikembangkan. Ini karena memiliki keunikan rempah seperti tanaman endemik andaliman untuk kuliner, seni pahat atau ukiran yang disebut Gorga Batak. Itu belum lagi situs-situs peninggalan sejarah letusan Gunung Toba nan layak dieksploitasi melalui kreatifitas untuk menambah daya tarik pariwisata.

“Salah satu yang menjanjikan digeluti masyarakat, khususnya pelaku wisata dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berkreasi dengan kreatif membuat kerajinan tangan dengan motif budaya Batak dan ragam kuliner berbahan andaliman. Sehingga selain menikmati alam, wisatawan dimanjakan dengan budaya dan kuliner khas Toba untuk dinikmati pelancong, dampaknya menghasilkan dampak ekonomi yang menjanjikan,” sebutnya, pada Kamis (30/11/23).

Baca juga:Bupati Keluarkan Surat Edaran Bagi Pelaku Usaha Pariwisata, Ini Aturannya

Lanjut dia, kekhawatiran masyarakat Batak khususnya Kabupaten Toba, sangat mudah menyerap budaya luar, berdampak sangat negatif, sehingga bisa saja melupakan budaya (culture), ciri khas kulinernya dengan mengadopsi pola hidup dan kuliner luar agar terlihat lebih tren dalam mengikuti perkembangan zaman.

“Sementara daya jual daerah wisata adalah keunikan dari budaya, kuliner dan lain sebagainya yang unik, serta tidak dimiliki daerah lain. Keunikan langka itu merupakan daya jual yang tinggi untuk satu daerah pariwisata menjadi kerinduan wisatawan kembali melancong menghabiskan uangnya untuk mendapatkan kepuasan,” imbuh Patar.

Sambungnya, salah satu contoh dimana kuliner turunan dari andaliman sangat beragam yang tidak ditampilkan seperti, arsik, naniura, natinombur, saksang, tanggo-tanggo, dali ni horbo, sasagun dan lainnya tentu dapat dijadikan ikon kuliner harus dicicipi setiap pengunjung yang meminatinya.

Baca juga:Pemkab Toba Diminta Lebih Maksimal Promosikan Pariwisata

“Sampai saat ini masyarakat tidak memberikan gambaran di pusat jajanan objek wisata dengan sajian kuliner khas Batak, untuk memulai kecintaan terhadap kuliner lokal. Untuk dicintai orang terlebih dahulu kita harus mencintai kuliner sendiri. Sebab promosi terbaik dimulai dari diri kita mencintai produk dan budayanya,” pungkasnya.

Disbudpar Kabupaten Toba, khususnya bidang Ekonomi Kreatif mengajak seluruh warga daerah itu untuk menampilkan seluruh ciri khas yang dimiliki orang Batak. Sehingga menggambarkan keunikan yang tidak pernah dimiliki bahkan akan dipunyai daerah lain juga tidak ada kesempatan.

Tujuannya untuk menghasilkan daerah pariwisata yang tidak akan ditemui selain di kawasan Danau Toba, khususnya Kabupaten Toba. (nimrot/hm16)

Related Articles

Latest Articles