11.8 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Pekerja Migran: Minta Tolong Pak Ganjar, Saya Ditipu Tekong

Asahan, MISTAR.ID

Sebanyak 52 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang batal melakukan perjalanan menuju Malaysia hingga kini masih tertahan dan harus menjalani pemeriksaan keimigrasiaan setelah keberangkatan mereka digagalkan oleh Tim Patroli TNI AL di wilayah perairan Asahan, Sumatera Utara (Sumut).

Para pekerja migran yang sebagian besar tanpa dokumen ini ada yang berasal dari pulau Jawa. Termasuk diantaranya Inayah (35) warga Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

Kepada Panglima Komando Armada (Koarmada) I, Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah yang meninjau langsung kondisi para PMI di Pos Pengamatan Bagan Asahan, Lanal Tanjungbalai Asahan (TBA), Sabtu (8/1/22) Inayah meminta disampaikan pesan ke Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, untuk dipulangkan dan dicarikan lapangan kerja karena sudah kehabisan uang karena ditipu tekong kapal.

Baca juga:TNI AL Evakuasi Mayat Pria Tanpa Identitas Diduga PMI Ilegal

“Saya ditipu mentah-mentah pak. Kejam dia (tekong kapal) itu. Saya mau minta tolong pak, sampaikan ke Gubernur saya, saya mau jumpa Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. Saya mau pulang kampung susah ini sudah terlilit hutang, jadi mau pulang minta lapangan kerja,” kata Inayah, Sabtu (8/1/22).

Inayah mengaku sejak tahun 2011 dia sudah menjadi PMI dan bekerja di Malaysia. Sejak pandemi memuncak tahun lalu, dia kembali ke kampung halamannya bersama suami di Demak dan memutuskan kembali ke negeri jiran karena tak kunjung mendapatkan penghasilan lebih baik di daerah asalnya.

“Sudah hampir seminggu dari kampung naik pesawat sampai di Medan terus ditipu disini. Saya sudah habis hampir 30 juta sama suami dan ini bawa anak balita. Itu juga biayanya hutang. Jujur sekarang saya tak punya uang lagi di sini, masih sukur kami bisa di kasi makan di sini,” kata dia.

Sebelumnya, Laksma TNI Arsyad Abdullah, Panglima Koarmada I dalam konferensi pers yang digelar di Pos Pemangamatan Bagan Asahan, Lanal Tanjungbalai Asahan mengatakan, pihaknya akan terus menguatkan patroli perairan pada wilayah-wilayah yang dianggap rawan atas tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

“Saya kira jika penguatan patroli ini terus kita lakukan, upaya perdagangan orang dengan kapal pada kasus yang seperti ini bisa kita antisipas jika rutin digelar,” ujarnya.

Arsyad menambahkan, terlibat aktifnya TNI AL dalam penggagalan penyeludupan PMI melalui jalur laut melalui patroli keamanan laut bersama Polri dan pihak terkait juga sebagai bentuk keseriusan jajarannya dalam rangka memberikan pengawasan terhadap TPPO.

“TNI AL akan terus mengamankan jalur laut termasuk dari tindak pidana perdagangan orang ini,” ujarnya sembari menambahkan akan memberikan apresiasi ke prajurit yang berprestasi dalam pengungkapan TPPO.

Sebanyak 52 pekerja migran Indonesia (PMI) tanpa dokumen atau ilegal berasal dari berbagai daerah gagal masuk Malaysia. Keberangkatan mereka digagalkan melalui perairan Asahan, Sumatera Utara (Sumut), pada Kamis (6/1) malam.

Selain itu, diamankan seorang nakhoda kapal berinisial JM (34), warga Kota Tanjungbalai. JM ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Baca juga:52 PMI Ilegal Gagal Berangkat ke Malaysia Melalui Jalur Perairan Asahan

“PMI yang diamankan, seluruhnya berjumlah 52 orang. Berasal dari berbagai provinsi. Rencananya mereka akan masuk negara Malaysia secara ilegal melalui jalur laut menumpang kapal nelayan,” kata Kapolres Asahan AKBP Putu Yudha Prawira didampingi Komandan Lanal Tanjungbalai-Asahan, Letkol Laut (P) Robinson Hendrik Etwiory, dikonfirmasi wartawan, Jumat (7/1/22).

Para PMI itu terdiri dari 34 laki-laki, 17 perempuan, dan 1 balita. Para penumpang kapal ini dikenai biaya bervariasi antara Rp1,5 juta dan Rp4 juta untuk sampai di Malaysia. (perdana/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles