17.5 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Panti Asuhan Dialihkan Jadi P3M HKBP Distrik X di Tanjung Morawa

Deli Serdang, MISTAR.ID

Bupati Deli Serdang, H Ashari Tambunan menghadiri syukuran renovasi Panti Asuhan Betlehem serta launching pengalih fungsian Panti Asuhan menjadi Pusat Pelatihan dan Pelayanan Masyarakat (P3M) HKBP Distrik X Medan-Aceh, Kecamatan Tanjung Morawa, Rabu (10/8/22).

“Gedung ini awalnya merupakan panti asuhan yang menampung anak-anak yatim, korban tsunami Aceh tahun 2004. Namun seiring berjalannya waktu, gedung ini dialihfungsikan dan direnovasi dengan tujuan untuk menampung dan melatih skill bekerja masyarakat difabel. Sekaligus sebagai rumah singgah bagi masyarakat luar kota yang membutuhkan pertolongan mendesak,” kata Bupati Ashari Tambunan.

Karenanya, Ashari Tambunan mengapresiasi seluruh kerja keras dari jemaah HKBP Distrik X Medan-Aceh dan apresiasi serta terimakasih khusus kepada Oppui Ephorus dan Opung Boru pengurus HKBP yang telah menginisiasi, memotivasi, dari berbagai pihak. Sehingga pembangunan telah selesai.

Baca juga: Akper HKBP Balige Siap Daftarkan Mahasiswanya Jadi Peserta JKN

“Semoga kerja keras yang diberika menjadi amal baik yang akan dituai di kemudian hari,”ujar Ashari, seraya menegaskan bahwa pemerintah akan ikut serta dan berkontribusi untuk kebaikan gedung tersebut. Misalnya perbaikan jalan dan lainnya agar bisa bermanfaat bagi masyarakat Deli Serdang.

“Visi Kabupaten Deli Serdang yaitu bagaimana menjadikan Deli Serdang sebagai sebuah wilayah dengan masyarakat yang maju sejahtera, religius, dan rukun dalam kebhinekaan,”paparnya.

Pemkab Deli Serdang bersungguh-sungguh untuk mewujudkan hal tersebut yakni masyarakatnya maju, sejahtera, sekaligus religius. Sehingga apa pun agamanya tetap rukun dalam kebhinekaan. Ashari Tambunan pun mengharapkan dukungan kepada seluruh jemaah, agar visi Kabupaten Deli Serdang bisa diwujudkan.

Baca juga: Bupati Tapanuli Utara Hadiri Pesta Pembangunan di HKBP Lumban Tonga-Tonga

“Saya pikir kita tentu sependapat, untuk apa jadi orang maju dan sejahtera, kalau dia jauh dari Tuhan. Dan untuk apa jadi religius, kalau memahami agama secara salah, sehingga tidak bisa rukun dalam kebhinekaan dengan saudara-saudara lainnya,” paparnya.

“Saya percaya, ketinggian iman saya atau pun ketinggian iman siapa pun tidak diukur dengan kebencian dengan agama apa pun. Justru, diukur seberapa besar saya bertoleransi dan saling mendukung dengan orang-orang yang tidak seiman dan seagama dengan saya. Saya kira, inilah ajaran universal dari setiap apa pun agamanya,” pungkas bupati. (rinaldi/hm09)

Related Articles

Latest Articles