9.3 C
New York
Saturday, May 4, 2024

Onan Toguan di Desa Rianiate Pangururan Butuh Sentuhan Pemkab Samosir

Samosir, MISTAR.ID

Eksistensi onan (pekan) Toguan atau onan “Sihomur” yang berada di Desa Rianiate Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir, sampai saat ini masih aktif dipergunakan masyarakat untuk tempat berjualan. Onan tradisional ini diperkirakan sudah hampir 50 tahun keberadaannya. Onan ini menjadi penyedia utama kebutuhan masyarakat sekitar dari huta-huta (kampung) terdekat.

“Kita minta kepada Pemerintah Kabupaten Samosir, agar melakukan pembenahan dan penataan. Karena tempat onan ini sangat strategis,” demikian kata Evran Sitanggang salah satu warga sekitar Desa Rianiate, kepada Mistar, Senin (23/11/20).

Menurutnya, pemenuhan kebutuhan warga sangat-sangat terbantu. Terutama, perekonomian warga juga mengalami peningkatan. Karena semua hasil pertanian warga bisa dapat dijual di onan ini.

“tempat onan ini sangat strategis, dekat dengan jalan besar dan dekat dengan kantor bupati serta beberapa desa yang mengapit. Usia onan ini kalo tidak salah kurang lebih 50 tahun. Sekarang umur saya sudah 47 tahun dan sebelumnya onan ini sudah ada,” ungkapnya.

Baca juga: Proyek Nasional di Samosir Belum Maksimal dan Memadai

Dijelaskannya, sebelumnya onan di Desa Rianiate ada 3 yang aktif. Seiring perkembangan waktu ada pembenahan dari desa. Onan pun dijadikan satu, yaitu Onan Toguan yang sekarang.

“Kepemilikan tanah lokasi onan, memudahkan pemerintah desa ataupun Kabupaten untuk membenahi lokasi pasar tradisional ini, karena tidak perlu membayar ganti rugi tanah,” terangnya.

Sitanggang berharap onan tradisional segera dilakukan perbaikan dan penataan oleh Pemkab Samosir, dengan membangun pasar tradisional.

“Sepengetahuan saya, pelepasan tanah sudah diserahkan Siwalu tali (tokoh adat) Desa Rianiate, sudah jadi aset desa. Untuk pengembangan onan ini, diperlukan bantuan anggaran untuk pembangunan pasar di depan bangunan yang sekarang. Harus dibangun dengan berbentuk petak-petak, sehingga penjual tidak perlu repot-repot membawa barangnya pulang,” pintanya.

Baca juga: Proyek Pelebaran Alur Tano Ponggol di Samosir Dikeluhkan Warga

“Dengan dibuatnya kios-kios tentunya akan membantu penjual bertahan lebih lama di onan. Sehingga durasi onan akan bertambah lama dan merangsang niat petani maupun penjual dari desa tetangga, untuk datang menjajakan jualannya ataupun menjual hasil panennya,” terangnya.

Beberapa warga juga berpendapat bahwa kehadiran onan Toguan ini sangat membantu pemenuhan ekonomi warga, tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga.

“Untung ada onan Toguan ini dengan berjalan kaki semua kebutuhan juga dapat diperoleh. Mereka juga berpendapat bahwa butuh pengembangan terhadap lokasi onan, agar pasar tradisional ini lebih maju,” ujarnya.

Beberapa huta yang terlibat langsung dengan onan ini antara lain Huta sigalingging, Huta Sitanggang, Huta Lobutuha, Pintu Batu, Huta Lobu, Huta Sirimbang, Huta Nadeak, Huta pandunpasan, Huta toguan, Huta Sihusapi dan masih ada huta-huta lainnya.

Baca juga: KPU Samosir akan Pastikan Semua Penyelenggara Pilkada Bebas Covid-19

Hasil panen warga dari berbagi huta dibawa ke tempat ini dan diperjual belikan sesuai dengan harga pasar. Kebutuhan masyarakat sekitar sangat-sangat terbantu, karena kebutuhan sehari-hari warga bisa didapatkan di onan tradisional ini. Sebut saja ikan mujahir, warga sekitar tidak perlu jauh-jauh membelinya ke pajak pasar Pangururan.

“Ikan segar, hasil tangkapan kebanyakan nelayan Desa Rianiate, maupun Desa Hutanamora di dijual langsung di onan tersebut.

Mengupas sedikit mengenai nama onan Sihomur. Sihomur berasal dari kata homur yang dalam bahasa Indonesia disebut “rakus”. Artinya, seberapa banyakpun makanan yang dijajakan penjual di onan ini, selalu habis,” tutupnya.(Sawangin/hm07)

Related Articles

Latest Articles