23.4 C
New York
Monday, April 29, 2024

BPS Sumut: Literasi Statistik Diharapkan Sampai ke Masyarakat

Deli Serdang, MISTAR.ID

Dalam rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setiap negara harus menjalankan sensus penduduk. Pemerintah Republik Indonesia mengawalinya dengan undang-undang tentang sensus penduduk. Hal inilah menjadi tolak ukur ketika berkembanganya perstatistikan di Indonesia.

Demikian dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut) Nurul Hasanudin saat membuka Workshop Peningkatan Literasi Statistik Bagi Insan Pers dan Ekspose Data Sosial Ekonomi Sumut Tahun 2022 di Prime Plaza Hotel Kualanamu, Deli Serdang, Senin (17/10/22).

Lalu, sambung Hasanudin, Pemerintah Republik Indonesia mengundangkan tentang statistik. Inilah yang menjadi cikal bakal Hari Statistik Nasinoal (HSN) yang diperingati setiap tanggal 27 September 2022. Maka, dalam undang-undang statistik, memberikan informasi secara rinci tentang statistik.

Baca Juga:BPS Sumut Kejar Target Satker Berpredikat Wilayah Bebas Korupsi

“Dulu namanya Biro Statistik, sekarang BPS. HSN resmi di tahun 1996. Ini informasi singkat soal HSN,” ungkapnya.

Untuk itu, pihaknya berharap literasi statistik yang ditargetkan BPS bisa sampai ke masyarakat, setidaknya kolaborasi dengan insan pers perlu terus dilakukan. Pengetahuan para insan pers soal statistik juga harus terus ditingkatkan.

“Ada satu dasar, bagaimana membangun statistik literasi bukan hanya kita dalam komunitas yang membutuhkan informasi, harapannya bisa sampai ke seluruh lini masyarakat,” tuturnya.

Menurut Nurul, sebuah bangsa ingin maju, indikatornya adalah meningkatkan statistik masyarakat, juga meningkatkan statistik finansial. Jika literasi statistik dan finansial bagus, maka suatu negara akan bisa maju. Kalau buruk, akan sebaliknya.

“Itu kiterasi yang kita dorong, literasi statistik dan finansial, agar masyarakat bisa mengambil langkah tepat,” ujarnya.

Nurul juga mengingatkan 3 hal penting peranan wartawan dalam literasi statistik. Pertama menyebarluaskan data ataupun indikator statistik yang ada, karena sudah mulai menjadi indikator kinerja.

“Misal inflasi, bagaimana pertumbuhan ekonomi, pertanian, dan lain sebagainya,” ujar Nurul.

Kedua, lanjutnya, mengolah informasi sesuai fakta. Ini penting, dan harus menyampaikan pesan positif untuk meyakinkan investor datang ke suatu wilayah karena adanya informasi yang mendukung dari segi data.

Baca Juga:Pemprov, BI dan BPS Antisipasi Inflasi Sumut Setelah Kenaikan Harga BBM

“Keberpihakan untuk kesejahteraan dalam pembangunan lebih cepat lewat informasi baik,” ucapnya.

Ketiga adalah edukasi publik. Nurul berharap, lewat media, bagaimana memaknai data melalui berita informasi yang disebarluaskan. Sebab, salah memaknai data, mengakibatkan kesalahan analisis.

“Ini yang ingin kita bangun, jangan sampai di kita saja, tapi ke anak-anak, generasi muda kita yang sedang belajar. Itu literasi statistiknya harus bertumbuh, untuk mewujudkan generasi emas,” terangnya.

Dalam kesempata ini, Hasanudin juga menyampaikan dua hal kegiatan besar BPS Provinsi Sumut tentang Pendataan Awal Registrasi Sosial Ekonomi yang sedang berjalan di masyarakat dan persiapan Sensus Pertanian 2023.

“Karena itu kita ingin masyarakat menerima petugas kami baik itu di Medan maupun di seluruh Provinsi Sumut,” ucapnya.

Ketua Panitia Workshop, Masta Juwita Gurning mengungkapkan kegiatan ini merupakan rangkaian HSN. Bertujuan salah satunya untuk meningkatkan pemahaman insan pers tentang data statistik, khususnya yang dihasilkan BPS Sumut.

“Ada 57 orang peserta dalam kegiatan ini, 33 orang media cetak dan elektronik, 17 dari BPS Sumut, dan 5 panitia,” tukas Fungsional Statistik BPS Sumut tersebut. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles