Friday, January 31, 2025
logo-mistar
Union
SIMALUNGUN

Irigasi Rusak Delapan Tahun di Dolok Panribuan, Petani: Dulu Panen Padi, Sekarang Beli Beras

journalist-avatar-top
By
Friday, January 31, 2025 16:32
116
irigasi_rusak_delapan_tahun_di_dolok_panribuan_petani_dulu_panen_padi_sekarang_beli_beras

Ilustrasi saluran irigasi rusak di Simalungun.(f:ist/mistar)

Indocafe

Simalungun, MISTAR.ID

Petani di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, sudah delapan tahun tidak bisa menanam padi akibat rusaknya saluran irigasi Bah Kisat.

Mereka terpaksa beralih menanam jagung, namun hasil panen pun tak memuaskan. Warga berharap pemerintah segera memperbaiki saluran irigasi agar mereka bisa kembali bercocok tanam, dan tak lagi bergantung pada beras dari luar.

"Sudah delapan tahun kami tidak menanam padi alias beli beras, mohon disampaikan, rindu juga aktivitas menanam padi," ujar seorang ibu rumah tangga yang mengaku boru Samosir, pada Jumat (31/1/25).

Dilanjutkannya, saluran irigasi Bah Kisat yang mengairi persawahan di Nagori Dolok Parmonangan, Tigadolok, Negridolok, Gunung Mariah, dan Palia Naopat mengalami kerusakan di bagian hulu. Akibatnya, lahan yang dulu menjadi sawah kini hanya bisa ditanami jagung. Namun, hasilnya tak bisa diandalkan.

"Nanam jagung, itupun sekarang lagi gagal panen. (Saluran irigasi) rusak di hulu," ungkap boru Samosir.

Saat masih bisa menanam padi, warga tak perlu membeli beras. Kini, mereka harus mengeluarkan uang tambahan untuk membeli kebutuhan pokok, sementara harga bahan pangan terus melonjak.

"Dulu waktu nanam padi, kami nggak beli beras. Sekarang harus beli, ditambah lagi kebutuhan sandang pangan semua mahal. Sedih juga para petani ini. Dalam satu bulan harus keluar uang Rp1,2 juta hanya beli beras," keluhnya tanpa menjelaskan berapa banyak anggota keluarg yang akan mengkonsumsi beras tersebut.

Petani berharap pemerintah segera memperbaiki saluran irigasi agar mereka bisa kembali menanam padi. Selain mencukupi kebutuhan pangan sendiri, hasil panen juga bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Dengan begitu, pendapatan dari usaha lain bisa digunakan untuk keperluan lain, termasuk biaya pendidikan anak-anak mereka.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Simalungun, Maraden Sinaga mengaku sudah mendapat informasi disebut.

"Kita sudah mengetahui dan sudah memberikan saran. Tetapi untuk lebih jelas, kita akan lakukan lagi Rapat dengar pendapat (RDP) dengan dinas terkait, pemerintah setempat, juga warga yang terdampak akan kita hadirkan," sebut politisi partai berlogo banteng moncong putih ini, pada Jumat (31/1/25) siang.(indra/hm17)

journalist-avatar-bottomRedaktur Patiar Manurung

RELATED ARTICLES