Kondisi Pasar Horas dan PD PAUS jadi Tantangan Kepala Daerah Siantar yang Baru


Mahasiswi Kota Pematangsiantar, Salsabila Putri. (f: gideon/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Wesly Silalahi dan Herlina resmi menjabat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pematangsiantar periode 2025-2030. Keduanya dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Kamis (20/2/25).
Mulai saat ini harapan warga Pematangsiantar dititipkan kepada dua sosok yang menjadi pemenang pada Pilkada 2024 lalu, mulai dari pertumbuhan ekonomi dan kondisi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Salah seroang mahasiswi Kota Pematangsiantar, Salsabila Putri mengungkapkan, kondisi pedagang pedagang eks Gedung IV Pasar Horas menjadi permasalahan yang harus segera diselesaikan Wesly Silalahi dan Herlina.
Saat ini puluhan pedagang masih berjualan di bahu jalan sejak kebakaran melanda gedung yang terletak di Jalan Merdeka tersebut. Salsabila menyebut kondisi itu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, sebab mengganggu arus lalu lintas.
"Membaca berita yang beredar, keuangan daerah tidak sanggup membangun kembali gedung itu. Berarti harus memerlukan bantuan baik dari pemerintah atasan," kata mahasiswi semester akhir ini.
Mahasiswi Universitas Simalungun (USI) ini menambahkan, jika kondisi efisiensi anggaran saat ini tidak dapat membiayai pembangunan, kerja sama dengan pihak ketiga mungkin menjadi pilihan. "Atau pinjaman biaya dari Bank Sumut, yang notabene nya milik daerah," ujarnya.
Salsabila mengakui hal itu tidak gampang dan perlu kajian investasi. Hal itu yang menjadi tantangan bagi pemimpin Kota Pematangsiantar yang baru.
Selain itu, kondisi Perusahaan Daerah Pembangunan dan Aneka Usaha (PD PAUS) yang tidak jelas harus segera diselesaikan. Ia berujar, lebih baik perusahaan tersebut dibubarkan daripada dibiarkan tanpa kejelasan.
Mahasiswi Ekonomi ini khawatir, kondisi PD PAUS menjadi beban berkepanjangan bagi Kota Pematangsiantar. Meski tidak mendapat pernyataan modal, aset-aset perusahaan yang dikelola sudah sepatutnya dapat mendongkrak pendapatan daerah.
"Karena kita lihat pemasukan perusahaan hanya cukup untuk membayar gaji pegawainya. Yang berarti tidak berdampak pada masyarakat luas," tuturnya.
Dengan penyelesaian permasalahan di Pasar Horas dan PD PHJ, Salsa sapaan akrabnya berkeyakinan perekonomian masyarakat dapat meningkat seiring berjalannya waktu. "Semua aspek saling berkaitan ke perekonomian, saya yakin jika masalah itu selesai semua akan terkendali," pesannya. (gideon/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
UPTD PPA Paluta Dampingi Korban Cabul ke Polres Tapsel