Harga Singkong Anjlok, Ini Penjelasan dari Pabrik Tapioka di Pematangsiantar

Singkong atau ubi kayu. (f:dok/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Sejumlah petani di wilayah Kabupaten Simalungun dan sebagian Kota Pematangsiantar mengeluhkan anjloknya harga singkong (ubi kayu) yang saat ini hanya dihargai Rp600 hingga Rp700 per kilogram di tingkat petani.
Padahal, wilayah ini dikenal sebagai salah satu sentra penghasil singkong di Sumatera Utara. Tanaman singkong banyak dipilih petani karena biaya tanam yang relatif murah dan perawatannya yang tergolong mudah.
Salah satu pabrik pengolahan singkong di daerah ini, PT Bumi Sari Prima yang berlokasi di Pematangsiantar, menerima pasokan sekitar 200 ton singkong setiap hari untuk diolah menjadi bahan baku tepung tapioka.
Menurut Humas PT Bumi Sari Prima, Herbert Purba, harga pembelian singkong di pabrik saat ini berada di kisaran Rp1.050 per kilogram.
“Beberapa waktu lalu, harga sempat mencapai Rp1.150 per kilogram, namun sekarang sudah turun menjadi Rp1.050,” ujar Herbert saat diwawancarai, Rabu (28/5/2025).
Herbert menjelaskan bahwa jenis singkong yang paling banyak diterima pabriknya adalah singkong Malaysia dan singkong Adira.
Terkait harga di tingkat petani yang lebih rendah dari harga pabrik, ia menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan adanya potongan biaya distribusi dan tenaga kerja dari agen atau pengepul.
“Harga yang diterima petani bisa di bawah Rp1.050 karena ada potongan untuk transportasi dan upah pekerja,” ucapnya.
Herbert juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini, pihak pabrik belum menerima surat resmi dari pemerintah terkait ketetapan harga singkong.
“Belum ada ketetapan resmi dari pemerintah, dan sejauh ini kami juga belum menerima surat apa pun mengenai hal tersebut,” tuturnya. (abdi/hm27)