Asteroid 2024 YR4 Berpotensi Hantam Bumi pada 2032


Asteroid. (f: ist/mistar)
Washington D.C, MISTAR.ID
NASA tengah mengawasi asteroid 2024 YR4 yang dikabarkan memiliki kemungkinan menabrak Bumi pada tahun 2032. Asteroid ini, yang diperkirakan memiliki lebar antara 40 hingga 90 meter—seukuran gedung perkantoran besar—dapat membawa dampak besar jika benar-benar bertabrakan dengan planet ini.
Badan antariksa dunia kini bekerja sama untuk melacak lintasan asteroid tersebut, serta merancang strategi guna mengubah jalurnya atau bahkan menghancurkannya jika diperlukan.
Awalnya, NASA memperkirakan kemungkinan tabrakan asteroid ini sebesar 3,1% atau 1 dari 32—peluang yang lebih besar daripada memenangkan permainan roulette. Namun, angka ini kini telah diturunkan menjadi 1,5% seiring dengan pemantauan lebih lanjut. Meskipun angka ini masih relatif kecil, para ilmuwan tetap waspada dan tidak ingin mengambil risiko.
Jika asteroid ini benar-benar menabrak Bumi, diperkirakan akan menghantam salah satu dari delapan kota terpadat di dunia, termasuk Bogota, Lagos, dan Mumbai. Dalam skenario terburuk, hingga 110 juta orang bisa terdampak langsung oleh tabrakan tersebut.
"Jika menabrak kota besar seperti Paris, London, atau New York, asteroid ini bisa menyapu bersih kota tersebut beserta sebagian daerah sekitarnya," ujar Bruce Betts, seperti dilansir dari Planetary Society, Jumat (21/2/25).
Saat ini, para ilmuwan masih mempertimbangkan berbagai opsi untuk menangani ancaman asteroid ini. Salah satu metode yang sedang dikaji adalah mengirimkan roket bersenjata bahan peledak untuk menghancurkan atau mengubah lintasan asteroid sebelum mencapai Bumi.
"Menghancurkannya sebenarnya cukup mudah. Tidak diperlukan banyak bahan peledak. Tantangan sebenarnya adalah mencapai asteroid itu dengan waktu dan sudut yang tepat," ungkap seorang manajer proyek di NASA Kennedy Space Center.
Namun, efektivitas metode ini sangat bergantung pada kepadatan dan komposisi asteroid—faktor yang hingga kini belum diketahui secara pasti.
Asteroid yang lebih berpori dan tersusun dari batuan serta logam ringan dapat lebih mudah dihancurkan, seperti yang terjadi pada meteor yang meledak di Chelyabinsk, Rusia, tahun 2013. Sementara itu, asteroid yang lebih padat mungkin memerlukan kekuatan ledakan yang lebih besar.
Hingga saat ini, NASA belum mengonfirmasi apakah mereka akan menggunakan hulu ledak nuklir atau bahan peledak konvensional untuk menangkal asteroid ini. Namun, para ahli menilai bahwa pembicaraan tersebut masih terlalu dini karena saat ini masih dalam tahap pengamatan.
Misi Pemantauan Berlanjut Hingga 2028
Para astronom dari berbagai lembaga dunia, termasuk China National Space Administration (CNSA), Roscosmos Rusia, serta Badan Antariksa Eropa (ESA), telah dikerahkan untuk memantau pergerakan asteroid 2024 YR4. Ratusan teleskop telah diarahkan untuk memetakan jalurnya dan menganalisis risiko yang ditimbulkan.
NASA menyebut bahwa asteroid ini saat ini menjauh dari Bumi dalam lintasan elips yang membawanya lebih dekat ke Matahari. Namun, ia diperkirakan akan kembali mendekati Bumi pada tahun 2028, memberikan para ilmuwan kesempatan lain untuk mengukur ulang probabilitas tabrakan dan menentukan langkah mitigasi yang lebih tepat.
Beberapa ilmuwan percaya bahwa seiring berjalannya waktu, kemungkinan tabrakan asteroid ini akan semakin berkurang. Namun, NASA dan badan antariksa lainnya tetap siaga dan tidak ingin mengabaikan potensi ancaman yang ada.
"Apa pun bisa terjadi, tetapi kita tetap harus waspada," kata seorang sumber NASA, dikutip dari NY Post. (berbagai sumber/hm20)
PREVIOUS ARTICLE
Megawati Ambil Alih Kendali PDIP, Kader Diminta Tunggu Komando