Pematangsiantar, MISTAR.ID
Debat Publik Calon Walikota dan Wakil Walikota Pematangsiantar telah selesai dilaksanakan, sejumlah topik diperdebatkan, termaksud salah satunya mangkrak nya renovasi Stadion Sang Naualuh dalam kegiatan yang berlangsung pada Senin (4/11/24) di Hotel Grand Zuri itu.
Namun tampaknya program-program yang dijanjikan 4 pasangan calon dalam debat itu tak menjawab permasalahan. Hal itu diutarakan seorang pegiat olahraga yang juga alumni Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan (Unimed), Jasa Hutabarat.
Kepada Mistar.id, Jasa mengaku menonton debat publik yang diselenggarakan KPU Pematangsiantar melalui siaran langsung kanal YouTube. Menyaksikan para calon pemimpin itu membahas olahraga dan anak muda, namun tidak memberikan trobosan sangat disayangkan.
Selama 3 jam debat, Jasa menilai 4 pasangan calon itu hanya membual dan tidak memberikan solusi yang masuk diakal. Bahkan mereka cenderung tidak mengetahui akar permasalahan yang terjadi.
Baca juga: Bawaslu Siantar Akui Pelaksanaan Debat Publik Pilkada 2024 Tidak Dilibatkan
“Mereka melihat kondisi Stadion Sang Naualuh itu dari ‘kacamata’ awam, ya semua kita tahu itu. Bagaimana rumput dan ilalang nya sudah setinggi manusi, tribun penonton yang hancur,” ucap Jasa, Rabu (6/11/24).
Seharusnya, lanjut Jasa, para calon kepala daerah itu menyampaikan langkah-langkah kongkrit yang akan diambil dan bisa saja mengutarakan secara singkat. Namun yang justru terdengar hanya kampanye kosong belaka.
“Jika kami terpilih nanti, kami akan memperbaiki Stadion Sang Naualuh, itu-itu saja yang disampaikan. Tidak memberikan solusi, apakah akan mengalokasikan berapa persen APBD atau memastikan menggandeng pihak ketiga dengan perjanjian kontrak,” sebutnya.
Dikatakan Jasa, ketika debat berlangsung kemarin hanya Susanti Dewayani yang lebih menguasai sedikit permasalahan, itu pun, kata dia, karena Susanti merupakan petahana. “Kita memaklumi itu, tapi justru kalau petahana, ekspektasi pasti lebih besar kepada beliau. Tapi itu tidak kita dapatkan dan jelas mengecewakan,” tuturnya.
Baca juga: Pengamat Sebut Calon Pemimpin Siantar Harus Mampu Beri Mimpi yang Sempurna
Jasa sepakat jika Stadion Sang Naualuh tidak dapat lagi digunakan sebagai lapangan pertandingan dan hanya bisa dijadikan fasilitas latihan karena lokasinya berada di tengah-tengah pemukiman padat penduduk. Pun begitu sejak kepemimpinan Susanti, tidak memiliki program ke sana.