Medan, MISTAR.ID
Jumlah pemilih pemula atau generasi Z (Gen Z) pada Pilkada Serentak 2024 berkisar 40 persen dari jumlah pemilih. Karena itu, penyelenggara punya tugas bagaimana agar mereka yang masih berusia 17 ikut berpartisipasi.
Terkait itu, Pengamat Sosial Politik, Shohibul Anshor Siregar menilai, salah satu yang dapat dimanfaatkan menarik minat pemilih pemula datang ke TPS memberikan hak suaranya memilih calon pemimpin yang tepat adalah sosial media (sosmed).
“Peran sosmed dan peer group (kelompok) mereka sangat penting sebagai rujukan bagi Gen Z, untuk memilih dan menentukan calon kepala daerah yang tepat,” ujarnya kepada mistar melalui pesan tulis, Kamis (24/10/24) siang.
Baca juga:Calon Bupati Effendi Napitupulu Dikagumi Generasi Z
Dalam menentukan pilihan, menurut dia, Gen Z perlu peroleh informasi yang sahih atau dianggap benar dan tepat.
“Gen Z perlu peroleh informasi sahih tentang makro, mikro politik global, nasional dan daerah. Isu terkemuka biasanya mengenai ketidakadilan ekonomi, oligarki, dinasti dan praktik-praktik bad governance seperti korupsi dan abuse of power lainnya,” ungkap
Lebih lanjut, akademisi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) itu juga mengatakan bahwa Gen Z rawan dimobilisasi dengan berbagai skenario kecurangan termasuk politik uang.
Baca juga:Bakhtiar Sibarani: Generasi Z Agen Perubahan Pemilu 2024
Dirinya juga menemukan fakta berdasarkan data dari berbagai sumber bahwa perilaku pemilih Gen Z itu berlatar belakang sikap politik tertentu.
“Pertama, ketidakpercayaan pada lembaga politik. Banyak individu Gen Z yang menyatakan skeptisisme terhadap lembaga politik tradisional,” katanya.
“Kedua, gen Z cenderung terlibat dalam kegiatan politik melalui media sosial dan gerakan akar rumput daripada pemungutan suara tradisional,” pungkasnya. (berry/hm17)