Selain itu, kata dia, lembaga pendidikan banyak menyambut pemilih pemula. Oleh karena itu, menjadi tugas pemerintah untuk memberikan pendidikan politik kepada pemilih pemula.
“Tanpa semua ini, pasti akan terjadi perkelahian dan kekerasan. Lihat saja pemilihan presiden BEM atau Dema, mereka saja berantem, tak terkecuali presiden Indonesia,” ujarnya.
Baca juga : MK Izinkan Lembaga Pendidikan Jadi Tempat Kampanye, Pengamat: Kemajuan Besar Demokrasi
Adanya unsur konflik dan permusuhan akibat pilihan kampanye politik yang berbeda juga dapat mempengaruhi kinerja pembelajaran. Ubaid mengatakan kualitas pendidikan bisa merosot.
“Kualitas pendidikan kita malah tambah merosot. Perasaan suka dan tidak suka semakin bertambah, itu bukan soal skiil,” tandasnya. (mtr/hm18)
