Medan, MISTAR.ID
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) selalu kalah dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgub Sumut). Tercatat sejak 2008, Calon Gubernur (Cagub) yang diusung PDIP tidak pernah menang. Padahal, kerap menjadi kampiun di Pemilihan Legislatif (Pileg).
Menyikapi hal ini, Wakil Ketua DPD PDIP Sumut, Penyabar Nakhe mengatakan pada Pilkada Sumut periode ini PDIP akan lebih selektif dalam mengusung Cagub.
“Tentunya jadi bahan evaluasi. Strateginya sebagaimana yang telah ditetapkan bahwa kita memilih dan menyeleksi Cagub sesuai dengan harapan masyarakat. Caranya, bisa kombinasi dari kader luar partai dan dalam partai,” ucapnya saat ditemui mistar.id, Jumat (5/7/24) sore.
Baca juga:Â Puan Akui Bobby Berpeluang Maju Pilgubsu dari PDIP
Hari ini di Kantor DPD PDIP Sumut, Jalan Jamin Ginting No 86 Medan Tuntungan, telah selesai melakukan wawancara terhadap dua bakal calon Gubernur Sumut, yaitu yaitu Petahana Gubsu Edy Rahmayadi dan mantan Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan.
Dalam hal ini Penyabar menyampaikan bahwa pihak DPD PDIP Sumut menghimpun dan memperdalam apa kekuatan dan kelemahan dari Bacalon Gubsu, kemudian dilaporkan ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
“Untuk siapa yang akan diusung, itu wewenang DPP yang memutuskan, kami hanya memberikan data-data sesuai hasil wawancara oleh tim Panitia Penjaringan,” tambahnya.
Untuk diketahui, dalam Pilkada Sumut sebelumnya, PDIP menelan 3 kali kekalahan secara berturut.
Baca juga:Â Pilgubsu 2024: Duel Petahana dan Dilema PDIP
Pada Pilgubsu 2018, pasangan dari PDIP Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus kalah dari pasangan yang diusung PKS yakni Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah.
Pun sebelumnya pada Pilgubsu 2013, pasangan dari PDIP yang berkoalisi dengan PDS dan PPRN, Effendi MS Simbolon-Djumiran Abdi kalah oleh pasangan dari PKS, Hanura, PBR, Partai Patriot, dan PKNU yakni Gatot Pujo Nugroho-T Erry Nuradi.
Terakhir, pada Pilgubsu 2008, PDIP secara tunggal mengusung Tritamtomo-Benny Pasaribu dikalahkan oleh pasangan yang diusung PKS, PBB, PPP, dan 9 partai kecil lainnya, Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho. (maulana/hm17)
